Pojok6.id (Gorontalo) – Solidaritas Jurnalis Gorontalo dengan tegas menyatakan bahwa permintaan maaf dari Kapolda […]
Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol. Wahyu Tri Cahyono mengatakan setelah melakukan pengamanan unjuk rasa yang dilakukan oleh gabungan organisasi mahasiswa yang menolak pengesahan RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Pihaknya telah mengamankan 200 orang yang diduga pericuh saat aksi demo.
“Orang-orang yang kita (Polisi) amankan itu disinyalir akan memicu keributan, karena membawa properti berupa batu dan lain-lain,” kata Kombes Pol M. Pratama Adhyasastra, Karo Ops Polda Gorontalo, Jumat (9/10/2020).
“Kurang lebih ada 80 Karton Air Mineral yang sudah kami bagikan kepada teman-teman yang sementara berjuang untuk menolak Undang-undang Omnibus Law ini, dan itu merupakan hasil donasi juga sebagian uang kas Organisasi serta kontribusi langsung dari anggota Mapala,” sambung Wawan.
Meyske menerangkan, UU Omnibus Law yang telah disahkan oleh DPR dan Pemerintah terkesan dipaksakan. Sehingga menimbulkan banyak tanda tanya bagi masyarakat juga penolakan dari seluruh kaum buruh di Indonesia.
“Tiga orang tersebut ditangkap dan diamankan di Mapolda Gorontalo, selanjutnya berkat pembicaraan dan gontok-gontokan tiga orang itu sudah dibebaskan oleh pihak Kepolisian,” kata Faisal Saidi, Koordinator Pendataan Massa Aksi, Kamis (8/10/2020).
Menurutnya, jenis masker yang dibagikan kepada jamaah Masjid Baiturahim tersebut adalah masker medis. Selain di masjid, pihaknya juga akan membagikan masker ini di pasar-pasar mingguan, dan Pasar Sentral Kota Gorontalo.
Menurut Witarsa, pihaknya juga akan terus memperketat pengawasan peredaran miras di Gorontalo. Serta melakukan mapping wilayah-wilayah yang diharapkan bisa menghasilkan pengungkapan yang lebih signifikan.
“Jadi khususnya di Provinsi Gorontalo kita semua tahu penularan di Gorontalo sudah cukup banyak. Makanya ini perintah dari Pak Kakorlantas melalui dirlantas, kita mengelorakan untuk pemasangan atau penggunaan stiker dimasing-masing kendaraan. Ini sebagai upaya mengajak warga untuk menjaga diri dan keluarga dari virus Corona,” jelas AKP Tahero, Sabtu (26/9/2020).
Lima penyelenggara pemilu tersebut terdiri dari empat penyelengggara pemilu yang berasal dari Bawaslu Kabupaten Pohuwato dan seorang dari Bawaslu Provinsi Gorontalo.
“Kami juga meminta agar pihak kepolisian menutup aktifitas tambang liar tersebut. Karena masyarakat sudah resah dengan adanya aktifitas di lokasi pertambangan liar tersebut,” ungkap Paris.
No More Posts Available.
No more pages to load.
