BONE BOLANGO – Untuk menambah penghasilan serta memberdayakan para penyandang tuna rungu atau tuli di tengah pandemi covid-19, Komunitas Sanggar Belajar Tuna Rungu Hellen Wimberty Provinsi Gorontalo berinisiatif membuat sebuah produk cemilan yang diberi nama Stik Tuli.
“Jadi pembuatan dari stik tuli ini kami lakukan seminggu hanya dua kali, karena yang kami berdayakan masih 6 orang. Stik yang dibuat oleh anak-anak tuna rungu ini memiliki 10 varian rasa dengan bahan dasarnya air, terigu, telur dan mentega, dan untuk penjualannya kami lakukan secara online,” kata Ellen Podunggu Penggagas sanggar Belajar Tuna Rungu Hellen Wimberty.
Modal pembuatan cemilan berasal dari dana pribadi dan juga dana dari sanggar yang didirikann.
“Untuk membiayai pembuatan stik tuli itu sendiri hasil dari pembuatan buku yang biasa saya lakukan dan juga hasil dari penjualan kalender sanggar belajar tuna rungu hellen wimberty. Lalu hasil dari keduanya itu, sebagian kita sisipkan untuk membiayai pembuatan stik tuli ini,” jelasnya
Kemudian, kata dia, hasil dari penjualan cemilan (stik tuli) akan dibagi dua dengan 6 orang yang membuat cemilan tersebut.
“Stik tuli kita jual sekitar Rp 8000, seribu untuk anak-anak (tuna rungu) dan sisanya untuk program-program sanggar lainnya. Tapi selain itu mereka juga mendapat tambahan penghasilan sebanyak Rp 15000 dari 2 jam kerja mereka membuat stik ini,” jelasnya
Nantinya, Ellen mengungkapkan cemilan akan didaftarkan menjadi produk ekonomi kreatif.
“Nantinya ini akan kita sampaikan ke pihak Dinas Pariwista dan Ekonomi Kreatif Provinsi Gorontalo agar bisa di masukkan ke dalam produk ekonomi kreatif ala komunitas tuna rungu, sehingga mereka bisa mandiri, punya usaha sendiri dan tidak perlu susah-susah lagi untuk mencari pekerjaan,” tutup Ellen.(Jar)