Pojok6.id (Pohuwato) – Jurnalis senior Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo Arman Mohamad mengatakan, tugas jurnalis atau wartawan sebagai pencerah masyarakat. Setiap peristiwa akan abadi dalam karya tulisan jurnalis, sehingga peran itu jadi penting dan membutuhkan profesionalisme dan etika.
Arman menyampaikan itu dalam perayaan hari jadi Aliansi Jurnalis Pohuwato (AJP) ke 7 tahun, Minggu, (28/8/2022). AJP merupakan komunitas wartawan di daerah Pohuwato, didirikan pada 22 Agustus 2015 lalu. Komitmen AJP diharapkan membersamai pemerintah dalam membangun daerah.
“Semoga terus berkomitmen menjadi mitra pemerintah dan masyarakat, dalam menyuarakan aspirasi. Mengutip pepatah Yunani kuno “Verba Volant, Scripta Manent”, yang berarti kata-kata akan melayang, tulisan akan abadi,” Ujar jurnalis senior yang saat ini menjabat sebagai asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Pohuwato, Arman Mohamad.
Ia kemudian menyampaikan apresiasi terhadap wartawan di daerah Kabupaten Pohuwato. Kinerja dan eksistensi wartawan Pohuwato, dinilai turut andil dalam mengontrol kinerja pemerintahan daerah Pohuwato.
“Saya menyampaikan selamat dan sukses atas eksistensi 7 tahun AJP. Sebuah perjalanan yang cukup panjang. Semoga terus berkomitmen menjadi mitra Pemerintah dan masyarakat dalam menyuarakan aspirasi,” Ujarnya.
Jauh mundur kebelakang, tepatnya Rabu, 18 Mei 2022, jurnalis senior Frans Surdiasis dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan, juga memberikan pandangannya secara umum terkait profesi kewartawanan. Menurut mantan kepala Penelitian dan Pengembangan (Litbang) The Jakarta Post itu, wartawan adalah intelektual.
“DNA wartawan itu sebagai intelektual, jadi kita ini pada dasarnya ini intelektual. Fungsi pokoknya itu mencerahkan kehidupan masyarakat,” Ujar Frans Surdiasis melalui virtual zoom.
Frans menambahkan, profesi wartawan bisa diibaratkan sebagai pembawa cahaya. Selain sebagai pemberi informasi, profesi wartawan juga diperlukan dalam memberikan kontrol sosial.
“Wartawan itu harus menjadi sumber cahaya. Karena dia tidak mungkin bisa mencerahkan masyarakat kalau dia sama sekali bukan menjadi sumber cahaya,” jelas.
Ia mengatakan tugas wartawan diikat oleh kode etik jurnalis. Sehingga untuk menunjang profesi seorang jurnalis, harus didasari oleh komitmen. Selain itu, seorang wartawan dituntut memiliki karakter.
“Dari mana sumber cahaya wartawan. Yang pertama dari karakter, wartawan harus punya karakter. Sumber cahaya yang kedua itu dari kompotensinya. Bicara kompotensi, kita bicara seperangkat pengetahuan dan seperangkat keahlian. Sumber cahaya yang ketiga ialah komitmennya,” Lanjut Frans.
Ikhsyat Syukur, seorang penggagas Sekolah Ilmuwan Minangkabau (SIM) Provinsi Sumatra Barat, juga memberikan pandangannya terhadap profesi jurnalis. Menurut dia wartawan turut berkontribusi dalam membangun bangsa.
Ikhsyat menambahkan, penting untuk setiap jurnalis agar dalam menjalankan tugasnya semata-mata untuk mendarmabaktikan diri dalam membangun peradaban.
“Mari kita melakukan penyebaran berita positif dan objektif, valid dan bertanggung-jawab. Ketika kita meningkatkan daya kritis pada akhirnya adalah kita ikut serta menentukan masa depan bangsa,” Tutur Ikhsyat dalam pertemuan virtual.