GORONTALO – Pemberangkatan jemaah haji Provinsi Gorontalo akan dilaksanakan pekan depan. Berbagai persiapan terus dimatangkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Gorontalo, mulai dari persiapan asrama haji hingga penerbangan dari Gorontalo menuju Makassar dan Jeddah.
“Kita akan berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu-tamu Allah sejak pemberangkatan hingga pemulangan nanti,” kata Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim saat memimpin rapat pemantapan pelaksanaan haji di Asrama Haji Gorontalo, Kamis (18/7/2019).
Jemaah haji Provinsi Gorontalo untuk musim haji 1440 Hijriah/2019 Masehi berjumlah 1.181 orang ditambah 13 petugas Kelompok Terbang (kloter). Jemaah haji Gorontalo dibagi dalam tiga Kloter, yaitu Kloter 27 jemaah haji asal Kota Gorontalo, Kloter 29 asal Kabupaten Gorontalo, Pohuwato, dan Bone Bolango, serta Kloter 34 gabungan jemaah haji asal Kota Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo, dan Kabupaten Gorontalo Utara dengan jemaah haji Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemberangkatan jemaah haji Gorontalo akan diawali oleh Kloter 27 UPG yang dijadwalkan akan memasuki Asrama Haji Gorontalo pada tanggal 25 Juli 2019 pukul 14.00 Wita. Selanjutnya pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 14.20 Wita, 450 jemaah ditambah lima petugas Kloter akan diberangkatkan dari bandara Djalaludin Gorontalo menuju bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan kemudian diberangkatkan ke Jeddah di hari yang sama pada pukul 20.20 Wita.
Sementara untuk Kloter 29 dan 34 masing-masing akan masuk ke Asrama Haji Gorontalo pada tanggal 27 dan 30 Juli 2019, selanjutnya diberangkatkan dari Makassar menuju Jeddah pada tanggal 28 dan 31 Juli 2019.
Terkait pemberangkatan jemaah haji, Kepala Otoritas Bandara Wilayah V Makassar Agus Priyanto kembali menekankan pentingnya untuk memberikan pembekalan kepada jemaah haji secara terstruktur, sistematis, dan masif. Hal itu penting untuk menghindari keterlambatan pemberangkatan. Menurutnya, jika keterlambatan terjadi sejak pemberangkatan di Gorontalo, pasti akan berimbas di bandara Makassar dan juga di Jeddah.
“Seluruh proses pemberangkatan sudah siap, apalagi panitianya itu-itu saja dan sudah berpengalaman. Tetapi setelah kita analisa, yang menjadi permasalahan adalah jemaah hajinya yang baru. Seperti larangan barang-barang yang tidak boleh dibawa oleh jemaah, ternyata ini tidak sesuai harapan kita, bahkan kompor pun dibawa. Ujung-ujungnya akan menyebabkan delay. Oleh karena itu pembekalan kepada jemaah harus dilakukan berulang-ulang,” tandas Agus.(Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo