Pojok6.id (UNG) – Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas kepolisian, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo menggelar Sekolah Kearifan Lokal bagi 51 personil Polda Gorontalo.
Kapolda Gorontalo melalui Wakapolda Gorontalo Brigjen Pol. Pudji Prasetijanto Hadi menyampaikan bahwa, pembelajaran kearifan lokal bertujuan adalah untuk meningkatkan pengetahuan bagi anggota Polri, terhadap keberadaan kearifan lokal yang ada di wilayah Provinsi Gorontalo dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas kepolisian.
“Polri sebagai salah satu instrumen negara yang bertugas sebagai pemelihara stabilitas Kamtibmas, penegak hukum, pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dituntut untuk berperan aktif dalam merawat keberadaan kearifan lokal dengan senantiasa menampilkan perilaku yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang ada di tengah-tengah masyarakat baik dalam bertugas maupun dalam kehidupan keseharian di luar kedinasan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, setiap pimpinan Polri yang bertugas di Provinsi Gorontalo baik Kapolda, Kapolres maupun Kapolsek masuk dalam struktur kearifan lokal yang ada. Hal ini terlihat saat pelaksanaan serah terima jabatan, yang selalu diikuti dengan kegiatan adat.
“Selain itu, Tanda Induk Kesatuan (TIK) Polda Gorontalo ‘Moodelo Ayuwa’ juga disusun oleh putra-putri asli Gorontalo, yang mengambil pemaknaan dari kearifan lokal yang ada di Provinsi Gorontalo untuk kemudian disandingkan dengan tugas pokok Polri dalam hal ini Polda Gorontalo,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UNG, Harto Malik mengatakan, pada Sekolah Kearifan Lokal yang digagas oleh Polda Gorontalo dan UNG, para narasumber memberikan materi-materi mengenai masalah tradisi, budaya,kepercayaan, norma, adat-istiadat dan bahasa.
“Kita juga menghadirkan ahli-ahli sosiologi yang cukup mapan dan bisa berkontribusi pada kita semua untuk memahami lebih jauh bagaimana masyarakat khususnya dengan melakukan pendekatan antropologi,” pungkasnya. (Adv)