GORONTALO – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gorontalo terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data pengelola program DBD Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi Gorontalo jumlah kasus DBD pada tahun 2018 tercatat ada 905 kasus dan 2019 meningkat 1.092 kasus.
Data Dinas Kesehatan juga mencatat kasus DBD di Provinsi Gorontalo selalu didominasi oleh Kabupaten Gorontalo dan Pohuwato. Pada tahun 2018 suspek DBD Kabupaten Pohuwato mencapai 303 kasus dan Kabupaten Gorontalo 244 kasus. Dan pada tahun 2019, kasus DBD Kabupaten Gorontalo meningkat menjadi 364 kasus dan Pohuwato menurun menjadi 274 kasus.
Sementara itu, kasus DBD 2019 di kabupaten lain juga tercatat: Kabupaten Bone Bolango 165 kasus, Kota Gorontalo 102 kasus, Kabupaten Gorontalo Utara 92 kasus dan Kabupaten Boalemo 91 kasus. Masih menurut data Dinas Kesehatan, angka kematian pengidap kasus DBD pada 2018 tercatat ada 14 kematian dan meningkat menjadi 22 kematian pada 2019.
Dalam menangani angka pengidap DBD yang masih tinggi, Sunarti Labadjo selaku pengelola program DBD Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi dan melakukan survei jentik nyamuk.
“Kita turun bersama-sama pertama kita melakukan penyelidikan turun bersama-sama sama (dinas kesehatan) Kabupaten dan puskesmas. Penyelidikan epidemiologi itu kita ke penderita atau ini kita mensurvei jentik nyamuk dan kasus DBD,” kata Sunarti.
Selain melakukan penyelidikan dan survei, Sunarti juga mengatakan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan kesadaran tentang pencegahan dan penanganan untuk menghindari penyakit DBD.
“Selain itu juga ada penyuluhan dan sosialisasi. Setiap kita adakan sosialisasi kepada masyarakat dengan dinas kabupaten bersama puskesmas itu yang sering kita lakukan” ujar Sunarti.
Lebih lanjut dia mengatakan, masih tingginya kasus DBD di Provinsi Gorontalo itu diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat dan susahnya mengubah pola perilaku hidup bersih masyarakat. (IYS)