Terkait Video Percakapan Rachmat Gobel, Ini Tanggapan Lembaga Adat

Abdullah Paneo, Ketua Lembaga Adat Kota Gorontalo saat menggelar jumpa pers, Minggu (7/4). Foto: iwandije

Gorontalo – Pasca beredarnya video percakapan antara Rachmad Gobel dengan anak dan cucu Pahlawan Nasional Nani Wartabone, Gorontalo angkat bicara. Menurut mereka, sebagai tokoh yang mendapat gelar adat atau , harusnya itu membatasi Rachmad Gobel dalam bersikap dan bertutur kata.

“Seorang yang sudah diberikan pulanga itu sebenarnya pembatas, sudah dibentengi untuk menjaga perkataannya dan sikapnya,” kata Abdullah Paneo, selaku Ketua Lembaga Adat Kota Gorontalo, dalam konfrensi pers, Minggu (7/4/2019).

Menurutnya, percakapan tersebut memang berada di ruang lingkup tertentu, namun batasan untuk menjaga sikap dan perkataan harus tetap diperhatikan oleh seorang yang telah memangku gelar Pulanga.

Read More
banner 300x250

Apalagi diera teknologi sekarang ini, kata Abdullah Paneo, perbincangan terbatas bisa begitu mudah untuk menjadi konsumsi publik. “kalau era–era dulu kita tidak terasa, tapi era digital sekarang begitu mudahnya diviralkan. Makanya kita harus hati hati ya,” ucap Abdullah Paneo.

Karim Laiya, Baa’te lo Hulondalo . Foto: iwandije

Dalam kesempatan yang sama, hal senada juga disampaikan Baa’te lo Hulondalo Karim Laiya. Karena menurutnya, gelar pulanga itu diberikan berdasarkan 5 aspek. Seseorang yang sudah diberi gelar pulanga harus berhati-hati dalam berprilaku dan bersikap.

“Kalau kita bicara tentang seseorang yang akan diberikan penghargaan adat pulanga, dilihat dari lima segi. Yakni Pahawe (perilaku), O’oliyo’o (ketekunan dalam agama), motolongala’a (bagaimana bermasayarakat dan kekeluargaan), motonggo lipu (berpemerintahan) dan ilmota (prestasi atau kontribusi untuk daerah),” ungkapnya.

Hanya saja, terkait sikap Lembaga Adat terhadap pelanggaran prilaku dan perkataan yang dilakukan oleh seseorang yang memangku Pulanga, harus dibicarakan secara bersama oleh Limo Lo Pohala’a.

“Setelah itu dibicarakan secara bersama, kemudian akan ada titik temu, sikap kita di Limo Lo Pohala’a itu bagaimana,” ujar Karim Laiya. (**)

Sumber: Media Publisher Gorontalo

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60