Gorontalo – Upaya menekan angka kematian ibu dan bayi, terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Salah satunya dengan program pendampingan ibu hamil, yang melibatkan mahasiswa. Hal tersebut ternyata efektif. Terbukti dengan angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2018, hanya 29 kasus.
Hal tersebut terungkap dalam rapat perdana penyusunan tim audit material perinatal, Senin (18/2/2019). Dalam rapat yang dihadiri tim dokter spesialis kandungan, spesialis anak, dokter umum, persatuan bidan indonesia dan PPNI itu, dibahas angka kematian ibu dan bayi, serta permasalahan yang dihadapi.
“Tahun 2016 terdapat 61 kasus kematian ibu dan bayi, kemudian turun menjadi 44 kasus di 2017, dan 2018 telah turun menjadi 29 kasus,” ungkap dr. Rosina Kiu, Kepala Bidang Kesmas, Pengendalian Penduduk, dan KB, Dikes Provinsi Gorontalo.
Menurut Rosina, angka tersebut mengalami penurunan sejak melibatkan para pendamping ibu hamil dan bayi yang berasal dari unsur mahasiswa, dasa wisma, serta dan taman pengajian Al-Hidayah.
Dalam rapat perdana itu juga dibahas tentang bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang menyebabkan kematian pada ibu hamil dan bayi, dengan melakukan pengawasan oleh tim pengawas audit maternal perinatal di kabupaten/kota.
“Saya berharap dengan adanya tim audit maternal perinatal yang akan dibentuk nanti, angka kematian ibu dan bayi di tahun 2019, akan jauh lebih menurun,” tandasnya. (adv)