Secara Simbolis, AISNU Sulsel Dan Gorontalo Dibentuk

AISNU Sulsel
Seminar "Santri Makin Cakap Digital" untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sabtu-Minggu (3-4/09/22), yang di pusatkan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Kelurahan Benteng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan. (Foto; Istimewa)

Pojok6.id (Sulsel) – Secara simbolis, Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Wilayah Sulawesi Selatan dan AISNU Wilayah Gorontalo yang dihadiri langsung oleh Wakil Koordinator Nasional Ais Nusantara akhirnya dibentuk.

Hal tersebut dilakukan usai pelaksanaan Seminar Santri Makin Cakap, yang diselenggarakan oleh Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU), Kemenkominfo, Siberkreasi dan Pesantren Development Project, yang dipusatkan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa, Kelurahan Benteng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu (3/9/2022).

Mohammad Firman Febriansyah, Wakil Koordinator Nasional AISNU mengatakan, dengan dibentuknya AISNU Wilayah Sulawesi Selatan dan Wilayah Gorontalo, diharapkan bisa memberikan arah gerak yang jelas dalam mentransformasikan kebermanfaatan bagi santri-santri, sekaligus mengembangkan Literasi Digital di dunia Pesantren serta membekali santri dalam dunia digital skill.

“Sehingga bisa berdakwah dengan efektif di ruang digital dan hal-hal yang menunjang santri dan pesantren dalam mewujudkan ruang digital baik untuk kepentingan akademik, karir dan bisnis hingga komunikasi soasial sehari-hari yang ramah rohmatan Lil ‘Alamin,” Ujar Firman dalam sambutannya.

Sementara itu, pada pelaksanaan seminar Santri Makin Cakap Digital yang berlangsung secara hybrid, yakni selain offline juga diselenggarakan secara online (via zoom), Staf Khusus (Stafsus) Presiden Republik Indonesia, Aminuddin Ma’ruf, menyampaikan bahwa santri diharapkan mampu meningkatkan kapasitas literasi digital agar mampu menggali, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat konten digital dengan cara yang lebih bermanfaat.

“Santri memiliki peran sentral dalam hal ini, karena santri memiliki pengetahuan dan pemahaman keagamaan yang toleran dan moderat. Dengan modal tersebut santri harus hadir dalam ruang digital, media sosial, konten kreator dalam lingkup arus informasi digital,” imbuhnya.

Disisi lain, Pimpinan Pondok Pesantren AGH. Muhammad Asri Kasman, Lc, juga mengapresiasi kegiatan seminar yang dilaksanakan.

“Kegiatan seperti ini sangatlah bermanfaat bagi Pondok Pesantren karena sekarang segala sesuatunya sudah mulai mengarah kedigital. Kami selaku pimpinan sangat mengapresiasi dan sangat berterima kasih kepada AISNU, Kemenkominfo, Stafsus Presiden, Siberkreasi, serta seluruh panitia yang telah bekerjasama demi terselenggaranya kegiatan besar ini. Semoga para peserta mendapatkan hasil yang luar biasa seperti yang kita inginkan bersama”, ungkapnya dalam sambutan.

Dari kegiatan tersebut melibatkan seluruh santriwan dan santriwati serta guru, pembina, dan alumni Pondok Pesantren yang berjumlah 1150 orang. Adapun Narasumber yang hadir secara offline yakni Moh. Firman Febriansyah (Wakoornas AISNU) dan Ahmad Rifaldi M., S. E (Ketua Pemuda Indonesia Center) dan untuk materi online dibawakan oleh Siti Kholisoh (Senior Officer Media dan Advokasi Wahid Foundation).

Related posts