GORONTALO – Wafatnya KH. Salahuddin Wahid pada 2 Februari 2020 membuat bangsa ini terhenyak. Gus Solah yang juga panggilan dari KH Salahudin Wahid merupakan pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Gus Solah adalah putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy’ari.
Menurut Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Eduart Wolok, dengan berpulangnya Gus Solah, Indonesia bukan saja kehilangan salah satu tokoh bangsa Indonesia, Gus Solah bukan saja pengasuh pondok pesantren Tebuireng, tetapi Gus Solah adalah pengasuh Indonesia.
“Dengan banyaknya karya dan pengalaman Gus Solah selama hidup, Indonesia bukan saja tokoh bangsa, namun sekaligus kehilangan pengasuh bangsa. Kita sangat berduka atas wafatnya beliau”, ungkap Eduart Wolok yang merupakan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Provinsi Gorontalo.
Bagi Eduart, pekerjaan berat selanjutnya adalah bagaimana bisa mencari dan melahirkan tokoh bangsa seperti Gus Solah. Walaupun begitu, Eduart yakin dan percaya bahwa bangsa Indonesia adalah salah bangsa yang selalu mendapat rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Karena itu, Eduart yakin bahwa akan banyak lahir Gus Solah-Gus Solah baru untuk negeri ini.
“Saya yakin dan percaya bahwa Allah akan selalu melimpahkan hidayah dan keberkahan dengan menghadirkan banyak Gus Solah-Gus Solah lain. Indonesia tak akan kekurangan ulama, tokoh dan teladang bangsa. Kita harus banyak berdoa agar bangsa ini senantiasa dilimpahkan rahmat dan hidayah”, tutup Eduart Wolok.(Rls)