Rektor UNG : Desa Pancasila Adalah Ikhtiar Untuk Menjaga Indonesia

Rektor UNG Eduart Wolok (kanan) bersama Bupati Pohuwato Syarief Mbuinga (tengah), yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Wilayah Pemuda Pancasila Gorontalo. Foto: istimewa

GORONTALO – Rektor mengungkapkan alasannya, mengusulkan untuk ditetapkan sebagai . Menurutnya, di desa tersebut menjunjung tinggi toleransi antar sesama warganya.

Ditemui usai acara, Eduart mengatakan berbagai macam praktek intoleransi di Indonesia akan menjadi bara konflik dan bisa menghambat kemajuan negeri. Menurutnya, Banuroja yang dihuni oleh sembilan suku (Lombok, Gorontalo, Sangihe, Flores, Minahasa, Bali, Jawa, Toraja dan Batak) dan tiga agama (Islam, Kristen, dan Hindu) dianggap sebagai miniatur praktek toleransi atas keberagaman di Indonesia

Atas dasar itu, Eduart Wolok yang sejak awal telah menegaskan penguatan tata kelola desa sebagai salah satu agenda Universitas Negeri Gorontalo, memiliki ikhtiar untuk menjaga keberagaman dan toleransi di Indonesia.

Read More
banner 300x250

memilih Banuroja sebagai model keteladanan dalam praktek membangun toleransi antar etnis dan agama. Indonesia butuh contoh praktek baik dalam pengelolaan toleransi”, ujar Eduart Wolok.

Eduart juga telah menginstruksikan ke dua fakultas yakni Fakultas Hukum khususnya bidang Hukum Tata Negara (HTN) dan Fakultas Ilmu Sosial dalam hal ini Jurusan Sosiologi, Komunikasi dan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan (Prodi PPKN) untuk segera mencanangkan Banuroja sebagai Desa Pancasila.

Eduart juga menambahkan, jika ikhtiar ini tidak lepas dari dukungan penuh dari Bupati Pohuwato Syarief Mbuinga yang juga adalah Ketua Majelis Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Gorontalo. (rls)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60