Gorontalo – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Syamsu Qomar Badu sangat mengapresiasi diskusi publik dan deklarasi “Cinta Pancasila” yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNG.
“Ada dua aspek yang disoroti terkait kegiatan ini, disisi positifnya saya bersyukur masih ada diskusi tentang Pancasila berarti kita masih cinta Pancasila, dan cinta NKRI,” kata Syamsu Qomar Badu.
Menurutnya salah satu indikasinya dikalangan mahasiswa, pemerintah dan masyarakat umum lewat diskusi seperti ini harus dan selalu dilakukan agar kita bisa tahu dan bisa mencintai NKRI.
Namun disisi negatifnya kita masyarakat Indonesia belum selesai dengan Pancasila, terus saja ada pihak yang anti dengan Pancasila sementara di negara lain mereka sudah membicarakan masalah pembangunan, globalisasi dan pasar moderen.
“Namun pada prinsip saya, NKRI adalah harga mati, Pancasila harga mati,” tegas rektor.
Sementara itu Agus Wirawan mewakili Kejaksaan Tinggi Gorontalo dihadapan ratusan mahasiswa menuturkan bahwa, sudah 73 tahun Pancasila berdiri dan apakah kita sudah sungguh-sungguh mencintai Pancasila.
“Peran dari kejaksaan adalah memberi kesadaran kepada masyarakat bagaimana pentingnya menjaga nilai-nilai pancasila,” jelas Agus.
Ia menambahkan tidak ada alasan untuk menolak Pancasila, penegakan hukum merupakan bagian yang harus dilakukan oleh kejaksaan, tetapi kesadar masyarakat untuk mentaati hukum harus dilakukan.
Ketika kita berbicara penegakan adalah salah satu syarat mengamalkan pancasila itu sendiri.
“Penegakan hukum harus dilakukan dengan tegas, Kejaksaan tidak hanya menangani kasus korupsi saja, tetapi segala hal yang menyakut dengan hukum harus di tegakkan,” tegasnya. (idj)