Prof. Amir Halid : Buku “Mengayuh di Antara Gelombang” Miliki Pesan Moral

Prof. Amir Halid (Foto: Humas UNG)

Pojok6.id () – Buku “Mengayuh di Antara Gelombang” yang ditulis oleh Funco Tanipu dan Tarmizi Abas ini memiliki pesan moral. Hal tersebut disampaikan Prof. Amir Halid dalam Diskusi Buku “Mengayuh di Antara Gelombang” yang diselenggarakan di Warkop Amal Gorontalo.

“Pesan moral yang pertama adalah kata gelombang itu sendiri yang identik dengan ekonom kapitalis, karena dia selalu naik turun, sehingga kapitalis berlaku dan dapat diterima saat ini. Kemudian lawan dari kapitalis adalah sosialis yang sudah tumbang, ekonomi sosialis cenderung susah untuk kita terima karena tidak begitu menghargai hak-hak ekonomi orang lain, sehingga menurut saya buku ini cocok untuk mengambil narasi gelombang itu,” ungkapnya.

Amir menerangkan, bahwa buku ini adalah buku non-fiksi yang menceritakan dengan apa adanya aktivitas Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), selama masa jabatannya memimpin UNG.

Read More
banner 300x250

“Kita berharap buku Mengayuh di Antara Gelombang ini akan terus ditulis dan semakin dipertajam, sehingga kedepannya akan menjadi ide atau teori-teori baru yang bisa digunakan di Gorontalo, nasional dan internasional,” harapnya.

Menurut Amir, sisi kebaruan buku ini memiliki kesejajaran dengan buku biografi mantan Rektor Universitas Hasanudin, Prof. Ahmad Amirudin yang diingat sebagai peletak ekonomi modern bagi warga Sulawesi Selatan.

“Prof. Ahmad Amirudin yang memiliki three concept itu, pertama adalah kewilayahan komoditas yang juga diangkat oleh pak Eduart saat ini dengan isu kawasan Teluk Tomini, maka Sulawesi Selatan Sukses menjadi lumbung pangan bukan saja nasional bahkan Internasional. Mudah-mudahan inspirasi yang diangkat disini yaitu isu kawasan menjadi bagian dari pemikiran pak Eduart Wolok yang bisa kita lihat,” jelasnya.

Disisi lain Amir juga mengapresiasi program Sekolah Desa yang digagas oleh Rektor UNG tersebut. Dimana baginya, saat ini isu-isu ekonomi perkotaan memang sedang mengalami kejenuhan.

“Sekarang dikenal ‘common to common economy’ bagaimana menumbuhkan ekonomi dari desa dengan memilih beberapa keunggulan yang ada disana, dan itu orientasinya ekspor merupakan sesuatu yang sangat baik untuk dikembangkan sehingga isu tentang Sekolah Desa ini, bagaimana meningkatkan kapasitas mereka kepala desa dan seterusnya itu sangat penting untuk terus ditingkatkan,” pungkasnya. (Rls/Adv/Ryn)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60