Pojok6.id (Kota Gorontalo) – Sejumlah persoalan yang di bahas dalam rapat Forkopimda, antara lain terkait dengan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), pemenuhan kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat, maupun terkait dengan pelaksanaan ibadah.
Memasuki bulan suci ramadan pastinya banyak pasokan bahan pokok yang akan menjulang naik, untuk kebutuhan nanti di bulan ramadan. Dan ini akan membuat ketersediaan stok bahan pokok akan di eskalasi, dan untuk harga bahan pokok pastinya akan mengalami kenaikan, namun dengan adanya ini Pemerintah Kota (pemkot) Gorontalo telah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi masalah tersebut.
“Tadi kita sudah bahas itu pada rapat forkopimda, bahwa kita akan menyelenggarakan GPM (Gerakan Pangan Murah ), dengan subsidi harga-harga terhadap kebutuhan pokok masyarakat,” ujar Marten Taha saat di wawancara awak media, Jum’at (17/3/2023).
Dan untuk itu Pemerintah Kota Gorontalo akan memberikan harga subsidi sebesar 60 persen, sehingganya masyarakat cukup membayar 40 persen dari harga pasar umum. Hal ini agar supaya masyarakat bisa menjangkau dan bisa meminimalisir ekonominya nanti ketika dibulan suci ramadan.
“Misalnya beras itu Rp.50.000/Sak (5Kg) kita cuman jual Rp.18.000 disamping menjual harga-harga kebutuhan pokok 40 persen, kita juga menjual bersama dengan para pengusaha dan agen distributor untuk menjual barang dengan harga distributor,” ungkapnya.
Sehingganya dengan kedatangannya bulan suci ramadan ini, pemerintah mengharapkan masyarakat agar tidak khawatir dengan harga atau stok bahan pokok.
“Karena pemerintah tidak akan tinggal diam dalam problematika ini dan akan optimis berusaha untuk masyarakat bisa tenang dalam menghadapi bulan suci ramadan,” ungkapnya.
Adapun, masih kata Marten, pada bulan suci ramadan juga pemerintah akan bergerak melakukan pengamanan terhadap rumah-rumah makan.
“Kita larang untuk terbuka dalam arti melayani pembeli secara terbuka seperti sebelum bulan ramadan dan kita sadar bahwa tidak semua orang berpuasa kita harus melayani orang-orang yang tidak berpuasa tetapi jangan melayani secara fulgar secara terbuka,” ujarnya lagi.
Selain itu juga, tempat-tempat hiburan yang akan berpotensi maksiat pemerintah akan memperhatikan untuk menutupnya.
“Contoh saja seperti pemutaran film, jangan tayangkan film-film yang tidak senonoh. Kalau boleh coba film-film yang bernuansa religi dan yg mendidik,” ungkapnya.
Dan terakhir, terhadap penjualan takjil ini nantinya akan bisa ramai dan di khawatirkan akan menghambat arus lalu lintas dan akan menimbulkan kemacetan.
“Dan itu akan di atasi oleh pemerintah nanti sedemikian rupa dan lokasi penjualannya nanti akan ditertibkan, agar supaya tidak akan membuat hal-hal yang menjadi kekhawatiran kita bersama terjadi,” pungkasnya. (Adv)