Peminjaman Gudang Beku Terintegrasi Milik Pemprov Gorontalo Oleh PT IMA Berakhir

Gudang Beku
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menggelar pertemuan dengan Hadi Rahardja di Gedung Menara Batavia, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Dzakir – BPPG

Pojok6.id (Jakarta) – PT Indosukses Mandiri Abadi (IMA) mengakhiri kerjasama peminjaman gudang beku terintegrasi milik yang beralamat di Desa Molawahu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Pengakhiran kerjasama ditandatangani oleh Direktur Utama PT IMA Hadi Rahardja dengan Sekretaris Daerah yang diwakili Kadis Perikanan dan Kelautan Sila Botutihe dan Karo Hukum Ridwan Hemeto bertempat di Menara Batavia, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Gorontalo Rusli Habibie turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sila Botutihe menjelaskan, pemerintah provinsi sangat sedih dengan pengakhiran kerjasama ini. Pengakhiran bukan disebabkan oleh faktor teknis, pelayanan dan iklim investasi melainkan ada persoalan internal perusahan PT IMA.

Read More
banner 300x250

“Jujur kami sedih, karena kerjasama ini tidak saja menghasilkan Pendapatan Asli Daerah, tapi Indosukses menjadi eksportir udang beku vaname tradisional yang sudah dikenal di Jepang selama satu tahun kiprah mereka di Gorontalo,” kata Sila usai acara.

PT. IMA diketahui meminjam gudang beku terintegrasi sejak tanggal 20 April 2020 lalu. Kerjasama sejatinya dilaksanakan selama lima tahun dengan nilai Rp2,6 miliar. Pengakhiran kerjasama ini tidak mempengaruhi nilai kontrak karena sudah dilunasi di awal kerjasama sesuai Permendagri No. 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Dikatakan Sila, dari aspek teknis, potensi perikanan khususnya udang vaname di Gorontalo cukup menjanjikan yakni diangka 14.000 hingga 15.000 ton per tahun. Potensi budidaya air payau sebesar 16.713 hektar yang tersebar di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Gorontalo Utara.

Perusahaan ini juga diketahui cukup progresif selama setahun menjalankan bisnis ekspor udang vaname tradisional ke Jepang. Tercatat mereka tiga kali ekspor dengan total 31,8 ton. Ekspor perdana bahkan dilakukan tiga bulan setelah kerjasama ditandatangani.

“Bayangkan saat kita menandatangani kontrak tahun lalu itu awal pandemi covid-19. Tiga bulan beroperasi mereka sudah ekspor udang ke Jepang lebih kurang 10,8 ton. Jadi sekali lagi masalahnya bukan teknis tapi lebih ke internal. Kita hargai keputusan itu,” imbuhnya.

Gudang beku terintegrasi rencananya akan dicarikan investor lain untuk dimanfaatkan. Dinas perikanan mengklaim sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk menggunakan fasilitas tersebut. Meski begitu, gudang beku harus dinilai ulang oleh appraisal sebelum ditender jika ada lebih dari satu perusahaan peminat. (adv)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60