Pojok6.id (Gorontalo) – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie kembali melakukan peninjauan progres pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu di Desa Tuloa, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (3/11/2021). Gubernur berharap proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Gorontalo ini akan selesai dalam waktu yang sudah ditargetkan.
“Terus terang sebenarnya saya ini malu. Saya ingat tahun 2017, waktu itu perjuangan saya, ibu Sekda Winarni, Pak Budi, dihadapan pak Presiden dan para Menteri memaparkan terkait waduk bulango ulu ini dan satu lagi waduk bone ulu. Tapi waduk bone ulu sudah dicoret karena ada surat dari Pemda Bone Bolango isi protes dari masyarakat. Untuk itu, harapan besar saya waduk bulango ulu ini akan terus kita perjuangkan,” ungkap Rusli
Dijelaskan oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Wilayah Sulawesi II Naswardi, progres pelaksanaan pembangunan untuk alokasi anggaran yang disediakan pemerintah di tahun 2021 sekitar Rp90 milyar untuk dua paket pekerjaan, memang sudah terlaksana dengan baik. Namun secara keseluruhan masih jauh dari harapan, karena masih ada permasalahan lahan yang belum dibebaskan.
“Nah ini dari awal permasalahan kita adalah masalah pembebasan lahan. Padahal kita sejak awal sudah mensosialisasikan pembangunan waduk ini. Tunjuannya apa, keuntungannya apa. Jadi pak kepala balai saya minta yang sudah bebas segera dikerjakan, agar masyarakat melihat oh seperti ini, kalau kita ketemu yang bermasalah tinggalin dulu, lewati dulu,” ucap Rusli.
Mega proyek senilai Rp2,2 triliun ini memiliki tujuan untuk pengendalian banjir yang kerap dihadapi warga Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Waduk Bulango Ulu ini juga diharapkan bisa menjadi destinasi wisata domestik, selain berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Pembangunan waduk ini ditargetkan selesai pada akhir 2023.
“Kita akan studi lagi saja. Ajak kepala desa, camat dan warga di sini kita cari waktu pak Kadis PU, pak Kepala Balai, kita akan berkunjung ke Jawa Barat kalau bukan ke Waduk Cirata ke waduk Jatiluhur. Agar mereka terbuka wawasannya melihat hasil daripada bendungan ini, ternyata seperti apa,” tegasnya. (adv)