Gorontalo – Pemerintah Provinsi Gorontalo di bawah kepemimpinan Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim bulan Mei nanti menginjak usia 7 tahun. Berbagai program sedang, telah dan terus dilaksanakan.
Salah satunya yang kini menjadi primadona yakni pasar murah yang dikemas dalam Bakti Sosial NKRI Peduli. Program pro rakyat ini sudah digelar sejak tahun 2012 lalu dan hingga kini masih berjalan.
Jika di awal pelaksanaannya hanya digelar pada hari hari besar, maka sejak dua tahun terakhir mulai menyasar setiap kecamatan dengan intervensi harga pangan yang terjangkau.
“Kenapa pasar murah lebih masif pak gubernur laksanakan? Karena hasil survei tahun 2018 kemarin bahwa penurunan kemiskinan Provinsi Gorontalo tertinggi secara nasional. Salah satu faktornya pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan makan. Sehingga tahun ini kita lebih masif,” jelas Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kumperindag) M. Nadjamuddin.
Pasar murah dilaksanakan dengan dua cara. Pertama, dengan menggandeng Baznas. Badan amil zakat itu bertugas mendistribusikan santunan senilai Rp100.000 ke tiap warga. Jumlahnya warga yang hadir bervariasi antara 500 hingga 1.000 orang. Selanjutnya uang santunan bisa dibelanjakan bahan pokok dengan harga murah.
Kedua, dilaksanakan dengan memberikan subsidi harga pangan lebih dari 50 persen dibadingkan harga pasaran. Biasanya setiap bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, rica, bawang merah, bawang putih dan ikan segar hanya dijual Rp5.000 per kilogramnya.
“Kenapa pasar murah sekarang sangat murah? Karena kemarin kita bikin berbarengan dengan Baznas. Masyarakat diberi kemampuan untuk belanja dengan Rp100.000. Sekarang kan agak masif sehingga Baznas agak keteteran. Makanya harga subsidi yang kita perbesar,” imbuh Nadjamuddin.
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyebut kegiatan pasar murah sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Hal itu sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang mewajibkan kepala daerah selalu ada di tengah-tengah masyarakat.
“Pesan Pak Presiden Jokowi agar negara hadir di tengah-tengah masyarakat. Negara itu siapa? Ya pemerintah mulai dari presiden, gubernur, bupati, walikota, camat dan kepala desa,” ujar Rusli.
Diskumperindag mencatat selama tahun 2018 kegiatan pasar murah (yang diitegrasikan dengan Baksos NKRI Peduli) sudah dilaksanakan 89 kali. Rinciannya, Kota Gorontalo 13 kali, Kabupaten Gorontalo 28 kali serta Boalemo 14 kali. Kabupaten Pohuwato, Bone Bolango dan Gorontalo Utara masing-masing 6, 15 dan 13 kali.
Jika dirinci sejak tahun 2012, maka jumlahnya sudah 452 kali! Jika di nilai dengan Rupiah, tahun 2018 Pemprov Gorontalo mengalokasikan Rp2,46 miliar. Tahun 2019 nilainya sebesar Rp1,83 miliar. (adv)
Sumber: Humas Pemprov Gorontalo