Pojok6.id (Gorontalo) – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyebut pemerintah butuh eksistensi wartawan. Kehadiran pers dan media membuat berbagai program dan kebijakan dapat diketahui dan diikuti oleh masyarakat.
Hal tersebut dikemukakan Gubernur Rusli saat memberikan arahan pada Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bertempat di Hotel Maqna, Kota Gorontalo, Selasa (5/10/2021). UKW digelar oleh Dewan Pers bekerjasama dengan LPKW Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
“Pemerintah di semua strata butuh wartawan. Dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota bahkan partai politik. Tapi wartawan yang bagaimana? Makanya hari ini saya senang ada uji kompetensi wartawan (UKW),” kata Rusli.
Bagi Rusli, UKW bisa memberi garansi kualitas wartawan yang semakin baik. Ia berharap 44 wartawan Gorontalo yang ikut sertifikasi profesi makin terdepan dalam hal pemberitaan dan pengelolaan media.
Gubernur dua periode itu berpesan agar wartawan Gorontalo bersikap independen dalam melakukan tugasnya. Wartawan harus bisa melakukan kontrol, mengedukasi dan menginformasikan berita berita dengan santun dan sejuk.
“Silahkan mengkritisi. Saya sejak bupati hingga gubernur hp saya ada di koran. Jadi orang mudah untuk menghubungi saya. Semua saya terima. Bukan bikin grup WhatsApp yang isinya hanya mendiskusikan hal-hal negatif,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Rusli juga mendorong kepada Dewan Pers untuk menjadikan UKW sebagai “SIM” bagi profesi wartawan. Wartawan harus dibina dan diuji kompetensinya untuk memastikan kualitas profesi semakin baik setiap tahun.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Pers, Dewan Pers Jamalul Insan. Ada juga Direktur LPKW UPN Veteran Yogyakarta Dr. Susilastuti DN, M. Si serta tujuh penguji kompetensi lainnya.
Ada 10 mata uji kompetensi yang harus dilalui oleh wartawan. Memahami dan melaksanakan kode etik jurnalistik dan hukum/UU/peraturan terkait pers, perencanaan liputan dan rapat redaksi.
Ada juga kompetensi soal mencari bahan liputan acara terjadwal (konferensi pers), wawancara cegat (door stop), membangun jejaring, menulis berita. Berikutnya menyunting berita, wawancara tatap muka dan menyiapkan isi rubrik. (adv)