Mentan SYL Lepas Ekspor Perdana Briket Kelapa Gorontalo ke Saudi Arabia

Foto: istimewa

GORONTALO, mengapresiasi pemerintah daerah dan petani di Gorontalo dengan melepas ekspor langsung 36 ton briket asal tempurung kelapa ke negara tujuan ekspor baru, Saudi Arabia.

“Selamat untuk petani, pemerintah dan masyarakat Gorontalo atas ekspor perdana ke negara tujuan baru. Saya mendapat informasi, sebelumnya pasar Polandia dan Pakistan sudah menjadi langganan. Terus tingkatkan volume, jumlah negaranya dan pesan saya, jangan lagi mengekspor produk segar, minimal di olah setengah jadi agar bisa memberi manfaat dan kesejahteraan lebih,” kata pria yang akrab di sapa SYL ini saat lakukan rangkaian kunjungan kerja pencanangan Brigade Alsintan di Kecamatan Tibawa, Gorontalo (5/2).

Pada kesempatan yang sama, SYL yang dampingi oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie sekaligus melepas ekspor komoditas perkebunan unggulan Gorontalo lainnya yakni 25 ton tepung kelapa dan 11 ton kopra putih, hingga total nilai ekspor berjumlah Rp. 1,1 milyar.

Read More

Menurut SYL, provinsi Gorontalo menyimpan banyak potensi hasil perkebunan. Tidak hanya kelapa yang telah berhasil diolah menjadi tepung dan briket yang laris di pasar global, namun ada juga komoditas unggulan baru yakni kopi Pinogu dan herbal tetes soman.

Kopi dengan rasa khas ini telah berhasil mengantongi kontrak permintaan ke pasar Jeddah, Arab Saudi sebanyak 16 ton. Sementara untuk jamu tetes soman, yang merupakan obat tradisional Gorontalo juga telah mendapat kontrak permintaan sebanyak 50 ton di pasar Tiongkok.

Dukungan dan fasilitasi pembangunan pertanian di Gorontalo kedepan, khususnya untuk mengembangkan sentra pertanian berorientasi ekspor menjadi harapan Gubernur Rusli. Ia menginstruksikan jajarannya di lingkup pertanian untuk dapat terus bersinergi dengan Kementan agar makin banyak bertumbuh ragam komoditas ekspor baru dari Gorontalo, jelasnya.

“Negeri kita sangat kaya, juga Gorontalo. Diperlukan inovasi, teknologi dan diplomasi dagang pertanian agar dapat merambah pasar dunia. Dan yang tidak kalah penting adalah semangat dan kerjasama kita semua, dari hulu hilir dan pusat serta daerah. Pertanian kita harus maju,” ajak SYL.

Foto: istimewa

Gerakan Tiga kali Lipat Ekspor, Gratieks

Kepala Badan Pertanian (Barantan), Ali Jamil yang mendampingi kunker Mentan kali ini memaparkan kinerja ekspor di unit kerja Karantina Pertanian Gorontalo di tahun 2019. Tercatat volume ekspor sebanyak 27,8 ton dengan nilai Rp. 13,9 milyar.

Sejalan dengan gerakan Mentan SYL untuk meningkatkan nilai ekspor produk pertanian dan turunannya sebanyak tiga kali lipat di tahun 2024, sesuai skema pencapaian Jamil menargetkan 20% peningkatan nilai ekspor di tiap unit kerjanya.

“Setiap pimpinan unit kerja, telah menyusun langkah strategis diawal tahun untuk mencapai target yang telah di tetapkan. Ini tertuang dalam Perjanjian Kinerja. Hal ini sejalan dengan semangat yang dikobarkan pak Menteri,” tutur Jamil.

Dengan dukungan teknologi informasi Barantan berupa aplikasi peta potensi ekspor, IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export) maka tiap pimpinan unit kerja karantina pertanian di seluruh Indonesia meningkatkan sinergitas dengan dinas serta instansi terkait guna untuk mendorong tumbuhnya ragam, volume, frekwensi dan nilai ekspor produk pertanian unggulan.

Barantan sebagai unit eselon I dibawah Kementan bertugas untuk menjamin kesehatan dan keamanan hewan, tumbuhan dan produknya agar tetap lestari sekaligus juga aman, sehat dan layak di konsumsi sebagai bahan pangan. Selain itu, Barantan berperan dalam memfasilitasi perdagangan produk pertanian. Pemenuhan persyaratan teknis sanitary dan phytosanitary (SPS) yang dijamin oleh Barantan selaku otoritas karantina menjadi syarat bagi keberterimaan produk pertanian di pasar global.

“Tidak hanya layanan ‘karpet merah’ bagi eksportir telah disiapkan. Namun petugas Karantina Pertanian di seluruh pintu pengeluaran ekspor juga dapat berikan layanan ‘jemput bola’. Datangi gudang pemilik, pastikan sehat dan aman dan langsung kirim, bahkan sertifikat elektronik juga sudah diterapkan. Produk pertanian harus unggul dab sehat sehingga berdaya saing tinggi dan laris,” pungkas SYL. (rls)

Related posts