Leading University sebagai Munajat dan Ikhtiar Bersama

Zulkifli Tanipu (Dosen Jurusan Bahasa Inggris UNG / Mahasiswa Pasca Sarjana Linguistik University of Sheffield UK)

UK – Frasa pada judul di atas adalah inti dari kalimat visi Universitas Negeri Gorontalo UNG yang secara lengkap berbunyi “Leading University dalam Pengembangan Kebudayaan dan Inovasi Berbasis Potensi Regional di Kawasan Asia Tenggara pada Tahun 2035”. Frasa ini dipilih melalui proses kajian bahkan perdebatan para perumus dan tentunya lahir dari kondisi nyata, latar belakang sejarah, dan cita-cita bersama civitas akademika UNG. Leading university bahkan diharapkan menjadi ruh proses pembangunan peradaban di UNG.

Menurut hemat penulis, jika diurai satu demi satu maka kalimat visi ini mengandung makna bahwa UNG memiliki niat untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul dalam upaya pengembangan kebudayaan, terdepan dalam menghasilkan inovasi bagi peradaban manusia, dan gerbong utama penarik kemajuan di kawasan. Lebih dari itu, cita-cita ini tidak hanya menjadikan UNG sebagai leader di Indonesia namun di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2035.

Niat tulus ini disadari atau tidak telah berubah menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dalam kurun waktu 16 tahun ke depan. 16 tahun bukan waktu yang lama untuk mewujudkan suatu visi besar.

Read More
banner 300x250

Kita mungkin berpikir bahwa ini sekedar kalimat visi yang bisa saja berubah seiring dengan berjalannya waktu. Namun sebagai institusi pendidikan untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban maka UNG perlu membuktikan konsistensinya terutama dalam mewujudkan visi ini. Visi ini bukan hanya sekedar kalimat yang terpampang di Gedung Rektorat, laman resmi UNG, atau bahkan liflet promosi UNG. Visi ini harus menjadi munajat dan ikhtiar bersama seluruh elemen kampus mulai dari petugas kebersihan, petugas parkir, para penjual makanan dan minuman di kantin-kantin, tenaga penunjang akademik, hingga dosen dan mahasiswa.

Sebagai munajat bersama, visi ini bukan sekedar kalimat slogan namun sebagai keinginan, niat suci, dan doa yang kita panjatkan secara sungguh-sungguh ke hadirat Allah SWT Tuhan YME. Munajat ini juga merupakan refleksi diri UNG yang mencantumkan upaya pengembangan budaya berbasis potensi regional dalam kalimat visi yang dengan sendirinya mengandung makna UNG tetap mengedepankan kearifan lokal Gorontalo yang bersendikan Islam dan Al Quran.

Sebagai ikhtiar bersama, visi ini dapat dikapitalisasi menjadi kekuatan dalam upaya pengembangan UNG ke depan. Iktiar ini bisa kita mulai dengan perubahan “mind-set” menjadi pembaru yang unggul dan inovatif. Pola pikir, tutur kata, dan tingkah laku tidak hanya sekedar menjadi dosen, mahasiswa, atau pegawai biasa namun harus “beyond the usual business”. Menjadi unggul dapat dimulai dengan terus memelihara dialektika untuk menguji dalil dan metodologi dalam berbagai diskursus karena dialektika, perbedaan pandangan, dan kebebasan mimbar akademik merupakan keniscayaan dan ruh kemajuan kampus guna menghasikan inovasi yang berguna bagi peradaban alam semesta.

Dalam konteks pelayanan, iktiar bersama ini dapat dimulai dengan perbaikan konsep layanan pendidikan yang diberikan. Kampus-kampus yang sudah lebih dulu berada dalam TOP 100 University semakin memperkuat layanan dengan mengubah fokus menjadi 100% demi kepentingan dan masa depan mahasiswa dan lulusan. Pemenuhan basic needs layanan pendidikan adalah sebuah keharusan. Tagline seperti “a unique student experience, your education your way, your success our tradition” menjadi bukti bahwa muara layanan pendidikan adalah excellent service untuk students’ satisfaction. Hal yang patut ditiru demi kemajuan UNG.

Dalam konteks global, iktiar bersama dapat dimulai dengan upaya transformasi peran UNG dalam komunitas global untuk melakukan tukar tambah ide tentang pembangunan peradaban dunia. Paradigma global tentang World Class University kampus-kampus di UK, Eropa, dan Amerika sudah lama bergeser dari sekedar what language do you speak? menjadi do you speak public ethics?, do you speak environmental ethics? Hal ini bermakna bahwa “kosakata dan gramatika” yang dibawa UNG dalam percaturan global tidak hanya tentang joint research dan publikasi ilmiah namun sejauh mana peran besar UNG dalam mengembangkan tatanan dan nilai dalam membangun peradaban serta upaya penyelamatan Ibu Bumi dari kerusakan.

Sebagai penutup, munajat dan ikhtiar ini harus dilakukan bersama oleh seluruh elemen kampus tanpa kecuali. Falsafah Payu Lo Lipu/Payu Limo perlu terus dijadikan landasan guna menjadikan UNG sebagai kampus terbaik tidak hanya di Asia Tenggara namun di dunia. Kerja keras untuk menjaga dan mengembangkan UNG harus terus kita lakukan bersama. UNG seribu tahun nanti ditentukan oleh pekerjaan kita hari ini karena UNG bukan sekedar kampus namun AMANAH untuk kita semua.

Selamat Ulang Tahun Ke-56 Universitas Negeri Gorontalo dan Semoga sukses untuk Dr. Eduart Wolok, ST., MT, Rektor terpilih 2019 – 2023. Semoga UNG terus menjadi leading university bagi kemajuan peradaban manusia dan alam semesta. (*)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60