Cerita Ketertarikan Dua Siswa Gorontalo untuk Berkebun  

Berkebun
Adelia dan Wahyu, dua orang siswa SMK Negeri Model Gorontalo melakukan perawatan sayuran selada dengan menggunakan sistem hidroponik di kompleks SMKN Model Gorontalo, Selasa (9/6/2020). (Foto : Anie)

GORONTALO  – Adelia Hasan (18) dan Abdul Wahyu Usman (17) siswa kelas XII dan kelas XI jurusan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura (ATPH) SMK Negeri Model Gorontalo. Mereka siswa yang aktif bahkan sebelum masuk di SMKN Model Gorontalo dan memilih jurusan APTH.

Adelia adalah anak tunggal dari orang tua yang berprofesi sebagai petani jagung dan kacang di wilayah Botupingge, Bone Bolango.

Ia menuturkan awal ketertarikan untuk berkebun sudah ada sejak lama. Itulah mengapa ia juga memilih jurusan ATPH saat mulai memilih penjurusan di sekolahnya.

Read More
banner 300x250

” Mayoritas pekerjaan orang Gorontalo itu pertanian, dan pada dasarnya keluarga saya petani, makanya saya lebih mendalami pertanian,” kata Adelia.

Sejak kanak-kanak, gadis manis ini membantu orang tuanya untuk menanam dan merawat tanaman, baik yang berada di pekarangan rumahnya maupun di lahan orang tuanya. Ia sangat menikmati melihat tanaman yang ditanam mulai dari benih lalu menjadi bibit.

” Itu ada rasa senang tersendiri,” ungkapnya.

Adelia bercita-cita saat lulus nanti akan menjadi petani muda milenial. Orang tuanya pun mendukung pilihannya untuk belajar pertanian.

” Alhamdulillah sangat mendukung. Karena memang pada dasarnya orang tua sebagai petani. Semua keputusan saya meraka sangat mendukung,” kata siswi kelas XII ATPH ini.

Saat ditanya tentang usaha yang akan dibuka seandainya cita-citanya sebagai petani muda millenial terwujud, dengan penuh keyakinan ia menjawab ” mungkin usaha penjualan bibit, penjualan pupuk cair yang dibuat sendiri dari fermentasi ikan”.

iswa lainnya, Abdul Wahyu Usman, juga menyatakan hal yang sama dengan Adelia tentang ketertarikannya untuk berkebun.

Wahyu merasa tertantang untuk menekuni bidang ini

” Saya pernah menanam, tapi malah tanaman yang saya tanam itu mati. Makanya saya berniat untuk masuk ATPH untuk mempelajari kenapa tanaman itu mati,” ungkap Wahyu.

Ia menyatakan, di rumah sering melakukan pekerjaan berkebun seperti memindahkan bibit, menyemai benih dan menyiram tanaman.

” Berkebun itu sehat. Ketika menyiram tanaman di pagi hari kita ikut terkena sinar matahari,” jelas remaja kelas XI ini.

Jika kelak lulus dari sekolah, Wahyu sudah menetapkan cita-cita untuk menjadi petani sukses, cita-cita yang sama dengan Adelia.

” Saya ingin jadi petani sukses, punya ladang sendiri, memproduksi benih sendiri,” katanya yakin.

Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo saat ini sedang melakukan program penyelarasan kurikulum. Diharapkan dengan program ini lulusan SMK lebih bisa bekerja dan tentu saja terterima di dunia usaha atau dunia industri. Dari 36 SMK, baru enam yang menerapkan penyelarasan ini. Sebanyak 30 SMK lainnya akan segera melakukan hal ini. (Adv)

Sumber : Humas

 

 

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60