Pojok6.id (Kota Gorontalo) – Pemerintah Kota Gorontalo melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mempunyai rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting (Raspasti) untuk mencapai target penurunan stunting hingga 14% Tahun 2024.
Hal ini di sampaikan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono, pada kegiatan workshop pelaksanaan dan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting dan serangkaian dengan pelaksanaan rembuk stunting tingkat Kota Gorontalo, bertempat di Hotel Elmadinah, Rabu (15/3/2023).
Ryan Kono mengatakan, perlu di ketahui bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yang secara fisik balita stunting memiliki tinggi badan di bawah standar pertumbuhan anak normal seusianya.
“Strategi nasional percepatan penurunan stunting sebesar 14%. Hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama untuk saling bergandeng tangan, serta berkolaborasi untuk menuntaskan sekaligus menurunlan pravelensi stunting, khususnya di Kota Gorontalo”, tutur Ryan.
Selain itu, Ryan juga menyampaikan bahwa berdasarkan pendataan keluarga tahun 2022, keluarga berpotensi beresiko stunting sebanyak 4888 yang tersebar di 9 kecamatan Se-Kota Gorontalo, dan yang terbanyak di Kecamatan Kota Barat sebesar 1334 dan terendah di Kota Selatan 767.
Selain itu, tujuan dari kegiatan workshop pelaksanaan dan aksi konvergensi penguatan peran Pemerintah Kota Gorontalo, dalam pelaksanaan dan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting untuk mensinergikan program kegiatan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD), untuk mencapai tujuan bersama penurunan stunting.
“Ada delapan tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting antara lain analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan Bupati/Walikota tentang peran kelurahan, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data stunting, pengkuran dan publikasi stunting, reviu kinerja tahunan”, ungkapnya.
Adapun upaya-upaya yang akan di lakukan percepatan penurunan stunting oleh pemerintah kota tahun 2023 yang pertama rembuk stunting, kedua konvergensi penurunan stunting melalui berbagai kegiatan mini lokakarya dan rapat-rapat koordinasi lintas sektor, ketiga pelaksanaan lomba kelurahan lokus stunting berbasis germas, keempat kampanye pencegahan stunting, kelima alokasi anggaran untuk intervensi spesifik Rp 3.020.893.388, dan yang terakhir alokasi anggaran untuk intervensi sensitif Rp 14.779.077.163.
“saya berharap kiranya OPD teknis meningkatkan koordinasi, integrasi, sinegritas antar OPD dengan terus berinovasi dalam mendukung percepatan penurunan stunting”, pungkas Ryan. (Adv)