GORONTALO – Patung dan taman Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo diresmikan oleh putranya Ilham Akbar Habibie, Senin (25/11/2019). Peresmian ditandai dengan pemasangan prasasti yang telah ditandatangani dua putra BJ Habibie yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Selain dihadiri Ilham, peresmian patung juga dihadiri oleh dua saudari kandung BJ Habibie yakni Alweni Kalsum Habibie dan Yayu Modar Habibie serta kakak iparnya Sri Sudarsono. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama istri Idah Syahidah turut mendampingi.
“Sebelum beliau meninggal, beliau sangat setuju dan senang. Saya akan ke Gorontalo untuk meresmikan patung. Allah berkehendak lain, Allah lebih sayang beliau dan beliau menghembuskan nafas terakhir di RSPAD. Oleh karena itu, putra tertua beliau, Pak Ilham Habibie yang akan meresmikan,” tutur Gubernur Rusli.
Lebih lanjut Rusli menjelaskan, pembuatan patung berlokasi di pintu masuk Bandara Djalaluddin untuk memberikan penghormatan kepada Presiden ke-3 Indonesia itu. Sebagai orang berdarah Gorontalo, BJ Habibie diharapkan menjadi panutan bagi generasi yang akan datang.
“Beliau selalu mengatakan saya orang Gorontalo, tetapi belum ada satu monumen yang bisa kita ingat bahwa Presiden ke-3 yang diakui oleh dunia ilmunya berasal dari Gorontalo. Akhirnya saya, bupati, wali kota dan tokoh tokoh adat membuat patung ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Ilham Habibie atasnama keluarga besar mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Gorontalo yang sudah mengabadikan sosok ayahnya dalam bentuk patung.
Ilham mengisahkan bagaimana ayahnya merintis industri pesawat terbang di tahun 1970-an. Ketika itu, masyarakat Indonesia masih awam dan meragukan industri itu bisa berhasil. Masyarakat Indonesia masih fokus dalam hal pembangunan dan pertanian.
“Tapi kalau kita lihat saat ini, maka kita mengerti tanpa ada pesawat terbang Indonesia ini akan sulit kita kembangkan. Pesawat menjadi infrastruktur dasar dengan kondisi 5.100 KM luasnya dan lebih dari 17.000 pulau,” ucapnya Ilham.
Patung yang terbuat dari perunggu itu sebetulnya sudah selesai dibangun awal tahun 2019 lalu dengan banderol Rp1,9 miliar dan tamannya senilai Rp1,7 miliar. Desain patung dirancang warga Gorontalo M. Angga Restu Dinata dan dibuat oleh dua seniman Yogyakarta, Soewardi dan Lutse Morin. (Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo