Gorontalo – Hafalan Hadits menjadi salah satu cabang yang dilombakan pada Seleksi Tilawatil Quran (STQ).
“Untuk pertama kalinya hafalan Hadits masuk pada cabang lomba STQ, sehingga STQ berubah menjadi STQH atau Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits,” kata Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, pada pembukaan STQH tingkat Provinsi Gorontalo di Asrama Haji Gorontalo, Kamis (18/4/2019).
Menanggapi hal itu Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Gorontalo Kudrat Dukalang mengatakan bahwa hafalan Hadits harus sudah diajarkan sejak dini. Menurutnya, mempelajari dan menghafal Hadits lebih sulit dari tilawatil Quran.
“Untuk menghafal sanad, matan, dan sekaligus perawi Hadits itu bukan hal yang gampang. Karena itu jika kita ingin berkiprah di tingkat nasional, hafalan Hadits ini harus jadi program yang dilombakan secara rutin di tingkat madrasah dan pondok pesantren,” jelas Kudrat.
Terkait hal tersebut Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim menginstruksikan kepada pengurus LPTQ untuk menggali potensi penghafal Hadits yang ada di madrasah dan pondok pesantren di seluruh Provinsi Gorontalo.
“Kita memiliki banyak madrasah dan pondok pesantren, pasti ada potensi anak-anak kita yang mampu menghafal Hadits. Potensi ini yang harus digali dan dibina bersama oleh LPTQ Provinsi dan kabupaten/kota,” ujar Idris.
Pada pelaksanaan STQH tingkat Provinsi Gorontalo tahun 2019, cabang hafalan Hadits melombakan dua golongan, yakni hafalan 100 hadits bersanad putra putir dan hafalan 500 hadits tanpa sanad putra dan putri. (adv)
Sumber: Humas Pemprov Gorontalo