FKH Protes Rencana Penebangan Pohon di Jalan Madura

Diskusi terkait rencana penebangan pohon untuk pelebaran Jalan Madura, Kelurahan Liluwo,Kecamatan Kota Tengah antara FKH bersama Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan pihak kontraktor, Jumat (18/10/2019).(Foto : Ihyas)

KOTA GORONTALO madura di Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah menuai protes Forum Komunitas Hijau (). Protes muncul setelah pohon mangga yang berada di bahu Jalan Madura, tepat di persimpangan Jalan Palu akn ditebang oleh pihak kontraktor.

Anggota FKH, Sri Sutarni Arifin mengatakan protes itu muncul karena setiap proyek pelebaran jalan di Kota Gorontalo selalu melakukan dan tidak ada solusi yang baik usai melakukan penebangan.

“Kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Setiap kali melakukan pelebaran jalan seperti ini selalu menebang pohon,” kata Sri saat diskusi yang digagas oleh Dinas Kota Gorontalo untuk membahas keberadaan pohon mangga yang berada dijalan Madura, Jumat (17/10/2019).Selain FKH dan Dinas PUPR, dalam diskusi itu hadir Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan pihak kontraktor yang mengerjakan pelebaran jalan.

Read More
banner 300x250

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Meilan Novita Silangen mengatakan, rencana penebangan pohon ini masih akan didiskusikan kembali dan diputuskan sesuai dengan kajian pihak FKH, Dinas Perhubungan dan PUPR.

“Kita belum memutuskan, artinya secara mudharatnya lebih menguntungkan yang mana. kalau masalah utamanya untuk keselamatan manusia, ya harus dipotong, makanya harus dikaji bersama,” katanya.

Ia juga mengatakan, program pembangunan terus berjalan dan solusi yang baik terhadap pembangunan yang harus dilakukan. Karena menurutnya pembangunan di Kota Gorontalo tak hanya di jalan Madura.

Sedangkan pihak ketiga, CV. Yunto Karya sebagai kontraktor pelebaran jalan, Darianto Arnold mengatakan, masih menunggu hasil keputusan pemerintah. Ia juga meminta persoalan tersebut segera diputuskan agar tidak mengganggu pekerjaan yang telah mereka laksanakan.

“Kalau di tebang ya di tebang, kalo tidak kita akan lanjutkan, karena kalau di tebang ini prosesnya kan masih ada penggalian, pencabutan akarnya. Kalau di tebang asal-asalan ini nantinya akan bahaya kalau lapuk dari dalam. Diameter seperti itu kan kita tidak tahu seperti apa di dalamnya,” kata Darianto.(IYS)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60