DLH Pohuwato: Pengembangan Biomassa Oleh PT IGL Akan Kita Pantau

Pengembangan Biomassa
Kepala Dinas lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Pohuwato, Bahari Gobel foto Zainal

Pojok6.id (Pohuwato) – Kepala Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato, Bahari Gobel mengatakan pihaknya akan melakukan pemantauan secara intens kepada perusahaan PT IGL, yang saat ini mengembangkan Biomassa wood pellet atau pelet kayu sebagai pengganti perkebunan sawit di Pohuwato.

“Dari sisi investasi oke untuk daerah kita. Tapi saya juga tidak mau lingkungan rusak, sehingga apa yang mereka laksanakan harus kita pantau,” Kata Bahari Gobel ditemui di kantornya, Rabu, (22/12/2021).

Ia menjelaskan PT IGL melanjutkan investasinya di Pohuwato mengembangkan biomassa, dengan alasan prospek produk energi terbarukan yang dilirik pasar internasional. Penyebab lain, kata dia, yaitu adanya sanksi internasional yang menjerat negara Indonesia, sehingga hasil dari perkebunan sawit tidak dapat diekspor ke luar negeri.

Read More
banner 300x250

“Sawit itu terdampak regulasi internasional dalam hal CPO nya itu. Itu gara-gara Indonesia tidak taat aturan masalah lingkungan. Itu imbasnya, sehingga hasil dari sawit kita tidak bisa ekspor,” jelas Bahari

Sekitar 28 ribu hektare, lanjut Bahari, lahan perkebunan sawit akan ditanami bibit kayu Kaliandra dan Bibit kayu Gamal. Menanggapi kekhawatiran DPRD Pohuwato terkait potensi bencana alam, dirinya mengatakan bahwa pohon tersebut cepat tumbuh dan akan menyerap air, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi bencana alam seperti banjir.

“Selain itu, perusahaan juga mengatur pola penanaman dan pemanenan. Perusahaan masih Bahari, dilarang melakukan penanaman pohon di lahan dengan kemiringan 45 derajat atau lebih dari itu. Kawasan yang ditanami pun masih diluar dari kawasan cager alam,” lanjutnya.

Sosialisasi kepada warga petani desa binaan perusahaan pun akan dilakukan. Dengan begitu, diharapkan kehadiran investasi di kabupaten Pohuwato terus berjalan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

“Tumbuhan ini dimana saja bisa tumbuh. IGL itu totalnya 12 ribu hektare kemudian yang BTL itu kurang lebih 16 ribu hektare. Tidak ada dilokasi Cagar alam. Tanaman itu meresap air. Cara menanam itu step by step bergantian terus,” pungkas dia. (Adv/Nal)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60