GORONTALO – Densus 88 AT Mabes Polri didampingi Forum Kerukunan Penanggulanan Teroris (FKPT) Provinsi Gorontalo, serta Ormas Keagamaan Muhammadiyah dan NU, bertemu Wakil Gubernur (Wagub), terkait penanggulangan paham radikalisme dan terorisme di Gorontalo.
Wagub Gorontalo Idris Rahim mengatakan, dalam pertemuan tersebut ada beberapa hal yang dibahas dalam upaya mewaspadai paham-paham radikalisme dan terorisme di Gorontalo.
“Mengingat baru-baru ini ada 7 warga Gorontalo yang ditangkap, karena diduga terlibat paham dan aksi terorisme,” kata Idris Rahim.
Menurutnya pemerintah perlu ambil bagian dalam upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Gorontalo dengan stakeholder terkait termasuk menggandeng Ormas keagamaan.
Sebagai daerah yang dikenal sebagai “Bumi Serambih Madinah” dimana penduduknya 97 persen beragama Islam, maka patut untuk mewaspadai aksi tindakan paham tersebut.
“Olehnya, dengan tertangkapnya 7 orang yang diduga terlibat terorisme ini, maka diperlukan upaya terkoordinasi dengan berbagai pihak, agar paham radikalisme di Gorontalo tidak ada lagi,” jelas Idris.
Upaya saat ini, lanjut Idris, pemerintah saat ini sedang melokalisir keluarga dari 7 orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 AT Mabes Polri, baru-baru ini di Gorontalo.
“Kami akan melakukan inventarisir permasalahan-permasalahan yang ada, dengan harapan menjadikan daerah Gorontalo ini aman dan tidak terjadi lagi masalah menyangkut radikalisme dan terorisme” terang Idris.
Tak hanya itu, Idris pun menyebutkan, bahwa dalam mencegah paham ini, nantinya akan melibatkan Kementerian Agama, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. (adv)