GORONTALO – Dalam membantu pencegahan Covid-19 di Provinsi Gorontalo, salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),CV Covindo Mardinatama mengubah air nira aren (saguer) menjadi hand sanitizer. Produk yang diciptakan oleh UMKM binaan oleh BPOM Gorontalo itu untuk membantu mengatasi kelangkaan dan mahalnya hand sanitizer.
“Hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah untuk meredam percepatan pertumbuhan Covid-19 kami berinisiasi untuk mengembangkan produk ini yakni, hand sanitizer berbahan air nira aren” Kata Iskandar Uno,Direktur Covindo Mardinatama.
Sementara itu, Kepala BPOM Provinsi Gorontalo Yudi Noviandi mengungkapkan produk yang dibuat oleh CV Covindo Mardinatama merupakan tindak lanjuti dari arahan Gubernur Gorontalo untuk mengembangkan bahan baku lokal berupa air nira dari pohon aren. Air nira itu melewati proses destilasi untuk menjadi cairan bio etanol.
“Kemudian dari bio etanol itu kita kembangkan menjadi cairan hand sanitizer” Ujar Yudi dalam konferensi pers yang digelar di BPOM Gorontalo, Selasa, (28/04/2020).
Yudi menjelaskan saat ini cairan hand sanitizer titu dalam proses pembuatan, termasuk izin produk yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Ia pun memastikan produk itu bukan berbeda dengan hand sanitizer yang berbahan dari minuman keras, Cap Tikus.
“Kalau yang kita buat ini, barang yang sudah jadi minuman keras diubah jadi hand sanitizer, sedangkan produk UMKM ini berupa air nira yang di destilasi. Jadi hand sanitizer dari UMKM inilah yang kemudian akan menggantikan produk buatan dari BPOM” Terang Yudi.
Dirinya menambahkan, cairan hand sanitizer ini sudah berstandar World Health Organization (WHO)dan akan didistribusikan di setiap rumah sakit, instansi pemerintah dan kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Sementara itu, Taufik Akbar selaku penanggung jawab produk tersebut mengungkapkan, ide untuk membuat cairan pencuci tangan dari air nira itu berawal dari informasi keberhasilan BPOM Gorontalo membuat pencuci tangan dari Cap Tikus.
“Untuk produk ini kami sudah bekerja sama, membeli air nira dari kelompok tani di Kabupaten Boalemo. Setiap hari kami membeli 600 liter. Dari 600 liter air nira aren itu, kita mendapatkan bio etanol sebanyak 48 liter. Dalam satu bulan, total nila aren yang kami beli di petani sebanyak 18.000 liter,” ujar Taufik.
Dirinya menargetkan bisa memproduksi 100 liter cairan hand sanitizer per hari sehingga akan membeli nira aren dari kabupaten lain di Gorontalo. (Adv-KT08)