Cerita Dr Aqua Dwipayana Tentang Dahsyatnya Silaturahmi

Dahsyatnya Silaturahmi
Dr Aqua Dwipayana dalam pertemuan virtual yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Sabtu, 19 Maret 2022.

Pojok6.id – Direktur Pelaksana Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Nurcholis MA Basyari nampak telah online di monitor komputer. Pak Nur, begitu kami para peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan () menyapanya.

Nurcholis MA Basyari merupakan penguji nasional UKW . Dirinya salah satu mentor FJP 2022. Sangat disiplin. Pembimbing dan mentor FJP lainnya: M Nashir, Tri J Sukaryana, Haryo Prasetyo dan Frans Surdiasis.

Atmosfer di langit  Kabupaten Pohuwato cukup mendukung pertemuan yang digelar virtual itu. Masih 10 menit lagi pengayaan materi akan dimulai. “Apa kabar semuanya.” Ucap Pak Nur, menyapa para peserta FJP, kemudian menyapa satu persatu para peserta yang hadir pertemuan dalam jaringan itu.

Read More
banner 300x250

Pak Nur akan mengontrol jalannya pertemuan. Memastikan semua peserta hadir dengan indikator kamera aktif. Ia juga akan memandu sesi tanya jawab setelah pemateri menyampaikan materinya. Dalam beberapa kesempatan, Pak Nur tidak segan menegur peserta yang mematikan kamera tanpa pemberitahuan, saat pertemuan berlangsung.

Hari itu, Sabtu, 19 Maret 2022. Sekitar pukul 9.15 Wita, saya dan 14 wartawan lainnya, bersiap menerima pengayaan materi dari Dr Aqua Dwipayana. Dia merupakan pakar komunikasi dan motivator nasional. Pertemuan itu begitu berharga, dikarenakan motivator itu memiliki agenda terjadwal sangat padat. Menjadi pembicara di berbagi daerah, paling banyak di kalangan TNI-Polri.

Dr Aqua memberikan materi “the power of silaturahmi.” Silaturahim memperkuat jejaring sebagai aset berharga wartawan profesional

Lahir 52 tahun lalu, tepatnya 23 Januari 1970 di Pematang Siantar, Sumatra Utara ini. Aqua Dwipayana muda adalah seorang wartawan. Sejak usia 18 tahun. Pekerjaan itu dilakukan semasa kuliah di Universitas Muhammadiyah. Selain sesuai disiplin ilmu. Aqua muda menjadi wartawan untuk memenuhi kebutuhan hidup: diri dan kakaknya.

Sejarahnya, ia mengenal banyak narasumber dengan berbagai macam latar belakang saat menjadi wartawan “Banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan selama jadi wartawan. Menempa saya bahwa hidup ini keras. Tetapi harus tetap dijalani dengan ikhlas dan suka cita,” Katanya memotivasi.

Pernah bekerja di Jawa Pos, Surabaya Minggu, hingga media Bisnis Indonesia. Pekerjaan itu dilakoni selama 6 tahun. Mengenal dan mewawancarai banyak orang, dengan berbagai posisi jabatan. Aqua muda telah membangun jejaring yang luas.

Bahkan, kesibukannya kini kata dia, merupakan hasil dari komitmennya menyambung tali silaturahmi, secara konsisten dilakukan sejak menjadi wartawan dahulu. “Undangan undangan itu karena kekuatan silaturahim yang saya lakukan tampa pamrih.” Ujarnya. Menurutnya, pekerjaan wartawan bergantung pada jejaring yang dimiliki.

Perjalanan panjang, susah senang, pahit manis telah di lewati. Dia membuktikan dasyatnya hidup dengan silaturahmi. Menyambung dan merawat tali persaudaraan kata dia adalah kunci sukses baginya. “Esensi silaturahmi itu bukan hanya saat butuh kita berkomunikasi. Tapi bagaimana merawat komunikasi itu,” Katanya.

Kekinian, apa yang ditanam sejak dulu kini menuai hasil. Tidak sedikit daerah yang mengundangnya. Nama-nama pejabat tidak asing di ingatannya. Hanya cukup menyebutkan daerah, dia akan mudah menyebutkan nama pejabat yang berwenang di daerah itu. Bahkan, ia mengenang ada beberapa pejabat negara yang dulunya adalah narasumber berita, kini telah menjadi sahabat baginya.

Bukunya best seller: The Power Of Silaturahmi. Dua buku lain yang ditulis adalah: Humanisme Silaturahim Menembus Batas, Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial.

Di Kontak Dr Aqua Dwipayana

Sekitar pukul 21.47 Wita, Minggu (20/3) malam. Telepon saya berbunyi, nampak di layar tertulis Aqua Dwipayana memanggil, melalui aplikasi Whatsapp. Saya tidak menyangka, nomor kontak yang tertera pada materi paparan, Sabtu kemarin itu benar-benar menghubungi saya.

“Bagaimana kabarnya mas Zainal.” Ucapnya dari seberang telepon. Suara itu tidak asing. Dr Aqua Dwipayana benar-benar menghubungi. Saya berpikir itu nomor sekretarisnya atau nomor manajernya. Tapi saya salah, itu memang nomor kontak Dr Aqua.

Saya baru tersadar, beberapa menit sebelumnya telah mengirimkan pesan singkat melalui whatsapp kepada Dr Aqua Dwipayana. Namun pesan itu kemudian saya hapus, saya tidak berharap pesan saya akan direspon. Bunyi pesan itu kurang lebih, meminta izin menyimpan kontaknya dan akan menghubunginya untuk silaturahmi.

Senang. Tidak menyangka, Dr Aqua dengan kesibukan yang padatnya itu menyempatkan waktunya menghubungi saya, wartawan di kabupaten Pohuwato provinsi Gorontalo. “Lagi dimana,” Tanyanya lagi.

Saya kegirangan. Baru, Sabtu (19/3) kemarin, Dr Aqua memberikan teorinya tentang “REACH” + “AC” mencapai kesuksesan. Kini dia mengajarkan kepada saya tentang praktek itu. Ia tidak membatasi komunikasi, meski dengan saya, wartawan kemarin sore.

Percakapan begitu cair, meski saat itu jaringan internet di daerah Pohuwato sering putus-nyambung. Efek cuaca ekstrem yang terjadi pada sore hari.

Diakhir pembicaraan dia menyampaikan bahwa, jika nanti ada kesempatan, dirinya akan mengunjungi Provinsi Gorontalo. Dr Aqua menutup telepon. (Nal)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60