Bupati Boalemo Dilaporkan ke Polisi, Terkait Insiden Marah Marah

Kabag Protokoler Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo, Masran Rauf, saat melapor di Mapolda terkait insiden marah marah Bupati Boalemo, Senin (4/2) malam. Foto: istimewa

Gorontalo – Insiden meluapnya emosi Darwis Moridu rupanya berbuntut panjang. Seorang pria yang ditunjuk-tunjuk bupati dalam video yang sempat viral di media sosial itu, akhirnya mengadu ke Polda Gorontalo.

Adalah Masran Rauf, pria yang menjabat Kabag Protokoler Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo itu, terinformasi Senin (4/2/2019) malam, mendatangi Polda Gorontalo, guna mengadukan perbuatan tak menyenangkan yang dialaminya.

Saat dikonfirmasi, Masran membenarkan bahwa dirinya sudah mengadukan Bupati Boalemo ke Polda Gorontalo.

Read More
banner 300x250

Masran mengaku, merasa sangat dilecehkan oleh ulah sang bupati saat penyerahan bantuan korban banjir di Kecamatan Tilamuta, Kamis (31/1/2019) silam. Saat itu, Bupati Boalemo Darwis Moridu , karena penyerahan bantuan sempat molor.

Kabag Protokoler, Masran Rauf, yang masih berpakaian dinas itu datang ke Polda Gorontalo sekitar pukul 21.00 Wita. Masran datang bersama seorang saksi mata dan flash disk yang berisi video Bupati Boalemo yang memarahinya sebagai dasar bukti laporannya. Video tersebut sejatinya sudah tersebar luas di jagad maya.

“Ini masalah harga diri saya. Saya ditunjuk-tunjuk, saya diteriaki di depan umum. Dan saya kalau ketemu orang mereka berkata; oh ini pak Masran itu yah, yang dimarahi oleh pak bupati? Dan cerita itu sudah berkembang sampai di Jakarta, bahkan seluruh Indonesia. Semua orang mengenal diri saya karena saya yang dimarahi oleh bupati,” ungkap Masran sedih.

Masran menuturkan, langkahnya mengadu ke Polda Gorontalo bukan karena dibanjiri dukungan dari ribuan alumnus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), tapi melainkan soal harga dirinya di mata keluarga. Pasalnya, aku Masran, isteri dan anak-anaknya kini sudah merasa terganggu karena ayahnya jadi bahan pembicaraan.

“Kasihan keluarga dan anak isteri saya, melihat figur ayahnya yang dimarahi kemudian orang lain tepuk tangan,” kata Masran.

Selain itu, terkait masalah jabatannya. Masran mengaku merasa sangat malu dimarahi oleh bupati, di depan para pejabat daerah Boalemo lainnya dan juga dihadapan masyarakat banyak.

“Ada pemikiran saya bahwa ini bisa terulang-ulang akan terjadi. Artinya, dengan jabatan saya, semudah-mudah itu dilecehkan dan dihinakan di depan umum. Harga diri saya dan jabatan saya yang dipertaruhkan di situ,” tegas Masran.

“Misalnya, saat itu pak bupati memaksakan saya untuk menyerahkan (bantuan) secara simbolis. Ini kan harga diri pertaruhan jabatan saya. Seandainya kalau saya memberikan itu, berarti konsekuensi saya dengan gubernur. Saya pertaruhkan jabatan saya dengan masalah ini,” sambung mantan Stick Master STPDN Angkatan ke VIII itu.

Kabag Protokoler, Masran Rauf sejatinya mengaku beberapa hari ini sudah menahan diri. “Tapi, tadi saja dari Kwandang orang menyapa saya; oh..ini pak Masran yang dimarahi sama pak bupati itu yah? Saya terus terang kaget. Berarti personaliti saya yang diserang. Dan saya merasa diri saya kayak apa gitu? seperti tidak ada harga diri saya ini,” tutup Masran.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono SIK, yang coba dihubungi untuk mencari tahu proses hukum selanjutnya terkait aduan itu, belum memberikan keterangan. [*]

Sumber: Tim Media Publisher

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60