Pojok6.id (Bisnis) – Seorang perempuan Kurdi Irak memulai sendiri bisnis jamur setelah berjuang mencari pekerjaan di kota kelahirannya. Untuk saat ini, dia hanya menghasilkan pendapatan kecil dengan menjual jamur, tetapi memiliki rencana untuk memperluas bisnisnya.
Dari rumah keluarganya di Kota Bazian di Irak Utara, Shaymaa Hamdallah mengembangkan budi daya jamur dalam kantong-kantong plastik untuk dijual dan mendapatkan uang.
Lulusan baru fakultas pertanian itu menghabiskan banyak waktu mencoba melamar pekerjaan, tapi kemudian menyadari bahwa dia tidak perlu mencari pekerjaan terlalu jauh dari rumahnya.
Dia memulai bisnis budi daya jamur, menggunakan pengetahuan dan pengalaman praktik yang didapatkannya di perguruan tinggi ketika dia diberi tugas menumbuhkan jamur.
Dia memulai bisnisnya dengan menumbuhkan jamur di rumah dalam 12 tas plastik untuk menguji gagasannya.
“Awalnya saya coba di satu ruangan, menggunakan beberapa tas plastik. Ada 12 kantong, dan berhasil meskipun saya tidak punya banyak pengalaman. Jadi, saya memutuskan untuk membuat proyek di lantai dasar dan untungnya orang tua saya sangat membantu. Mereka mengosongkan lantai bawah dan saya menggunakan tiga kamar yang penuh dengan kantong plastik sekarang,” ujar Shaymaa, pemilik proyek jamur dari Sulaymaniyah itu.
Saat ini, perempuan muda Kurdi itu menanam jamur dalam 150 kantong dan memiliki rencana untuk memperluas bisnisnya, yang didirikannya dengan biaya $3.400 (sekitar Rp50 juta).
Dia menjual satu kilogram jamur dengan harga sekitar $2,75 (sekitar Rp40 ribu) dan dari penjualan itu saat ini dia memperoleh keuntungan sekitar $135 (sekitar Rp2 juta) per bulan. Namun, dia mengatakan bahwa bisnisnya baru saja dimulai.
Dia telah mengajukan permohonan kepada pihak berwenang setempat, meminta agar dia diberi sebidang tanah untuk mendirikan bangunan yang lebih besar untuk budi daya jamur.
Kedua orang tuanya selama ini memberikan dukungan mereka. Ibu Shaymaa membantu dengan memberikan tenaga untuk segala pekerjaan terkait budi daya jamur itu, sementara ayahnya membantunya secara finansial.
Dia juga mendapat bantuan dari LSM setempat, yang memberinya pelatihan dan membayar biaya izin usahanya.
Shaymaa Hamdallah menempuh studi di jurusan pertanian sebuah institut pertanian dan lulus pada 2019. Sejak itu, dia tidak beruntung sewaktu mencari pekerjaan di instansi pemerintah maupun di sektor swasta.
Kini, jamur hasil budi dayanya telah disahkan oleh otoritas kesehatan dan dijual di toko-toko lokal di Bazian.
“Supermarket kami adalah tempat pertama yang menerima jamur hasil budi daya Shaymaa Hamdullah, dan kami beruntung penjualan jamur ini sangat baik. Bisnisnya tumbuh dan berkembang, dan dia perlu memiliki lebih banyak pelanggan dan toko-toko yang bersedia menjual produknya,” kata Karwan Ghafoor, seorang pemilik pasar swalayan di distrik Bazian. [voa]