GORONTALO – Memanfaatkan pekarangan rumah untuk berkebun dinilai menjadi salah satu solusi menghadapi dampak pandemi covid-19. Berkebun juga dinilai menjadi salah satu alternatif yang baik untuk tetap produktif ditengah anjuran berdiam diri dirumah.
Warga pun diimbau untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur,buah dan rempah rempah.
“Minimal dengan berkebun masyarakat tidak beli lagi. Itu dulu. Kebutuhan sayur, rempah-rempah dan buah tinggal metik di pekarangan rumah,” Kata Rusli Habibie, Gubernur Gorontalo saat meninjau Kelompok Wanita Tani (KWP) program Pengembangan Pangan Lestari (P2L) di Kelurahan Bulota, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Kamis (28/5/2020).
Secara ekonomis, berkebun di pekarangan rumah juga cukup potensial. Berbagi kebutuhan pokok warga Gorontalo sebagian dipasok dari luar daerah. Jika warga secara sadar berkelompok dan menanam maka keuntungan yang diperoleh sangat besar.
“Indonesia ini kaya raya. Koes Plus bilang tongkat dan batu bisa jadi tanaman. Saya hitung-hitung, kepala keluarga kita ada 300 ribu. Kita bagi tiga saja berarti ada 100 ribu. Setiap hari saja mereka belanja Rp10.000 kebutuhan pangan, maka ada uang Rp1 miliar uang yang berputar di sini,” ucap Gubernur Rusli memotivasi.
Gubernur Rusli berharap program ini terus didorong secara masif di semua desa di Provinsi Gorontalo. Warga diminta diberi keleluasaan untuk memilih jenis tanaman apa yang cocok dan layak untuk dikembangkan oleh setiap kelompok.
Begitu pula dengan pekarangan sekolah juga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Pihaknya akan mengintervensi melalui kepala sekolah SMA, SMK dan SLB agar program ini bisa berjalan baik. Selain bisa meningkatkan produktivitas juga bisa melatih keinginan siswa untuk bercocok tanam.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan Sutrisno menjelaskan, KWT Nurul Hidayah merupakan satu dari 75 kelompok program Pengembangan Pangan Lestari (P2L). Kelompok yang sudah memiliki 100 lebih anggota itu mengembangkan berbagai jenis kebutuhan pangan diantaranya pepaya, tomat, cabai, sayur sawi, seledri dan kunyit.
“Bulota ini salah satu kelompok yang sangat maju. Tiga komponen P2L berjalan bagus yakni rumah bibit, kebun percontohan dan pemanfaatan pekarangan rumah anggota-anggotanya. Jadi tadinya hanya 30 anggota menjadi 100 lebih yang menanam di rumah-rumah,” jelas Kadis Pangan Sutrisno.
Program P2L Provinsi Gorontalo tahun 2020 dibiayai melalui dana APBN senilai Rp2,19 miliar. Dana APBD juga disiapkan untuk 50-100 KK. Bantuan diserahkan selama dua tahap yakni tahun pertama tahap penumbuhan dibantu Rp60 juta, untuk tahap pengembangan Rp15 juta. (Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo