GORONTALO – Alissa Qotrunnada Munawwarah Wahid atau Alissa Wahid menyebut Gorontalo telah membuktikan toleransi antar agama dan latar belakang kelompok yang terjalin dengan baik. Ungkapan itu ia katakan pada peringatan Satu Dekade Haul Gus Dur dengan tema Gus dur,Agama dan Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Jaringan Gusdurian Gorontalo di Asrama Haji, Sabtu (15/02/2020).
“Haul Gus Dur di Gorontalo membuktikan (toleransi umat beragama) malah lengkap sekali, berbagai kelompok ada, duduk bareng saling menghormati,” kata Alissa yang juga Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia.
Menurut putri sulung Gus dur itu ditempat-tempat lain di Indonesia ruang untuk berkumpulnya antar umat beragama, kelompok minoritas terbilang sangat kurang. Bahkan Ia mengatakan apabila ada perkumpulan lintas iman biasanya terjadi kecaman dan ancaman.
“Senang sekali ya, karena yang datang berbagai kelompok dan latar belakan. Sekarang ini kan Indonesia sedikit-sedikit kami mayoritas, jadi ruang-ruang kita duduk bareng itu hampir tidak ada,” Urainya.
Ia pun berharap Gusdurian Gorontalo dapat menjaga dan mempererat hubungan antar umat beragama dan kelompok minoritas di Gorontalo. Ia juga mengatakan Gusdurian Gorontalo harus berkontribusi dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat Gorontalo.
“Jadi terutama menghidupkan semangat berbangsa, beragama yang seimbang, Gitu. Jadi bagaimana menjadi umat beragama tapi disaat yang sama menjadi warga negara,” ujar Alissa.
Dengan menyeimbangkan agama dan bernegara maka menurut Alissa kelompok mayoritas tidak mengalahkan kelompok lain, melupakan kelompok minoritas dan melupakan kelompok lain sebagai warga negara yang setara.
“Sehingga Gusdurian harus bekerja lebih keras untuk merawat itu,” kata Alissa memungkasi.
Sebelum membawakan orasi kebudayaan, Alissa Wahid menyempatkan diri untuk bersilahturahmi ke rumah salah satu tokoh Gorontalo, Profesor Abas Nusi yang merupakan sahabat Gus dur.
Koordinator Gusdurian Gorontalo, Djemi Radji mengatakan persahabatan kedua tokoh tersebut membuat Gusdur selalu memutuskan menginap di rumah Abas Nusi tiap datang ke Gorontalo.
“Gus Dur itu 4 kali datang ke Gorontalo, dan pasti nginap di rumah itu.Rumah prof itu sangat bersejarah, sehingga mba Alissa datang silaturahim dgn sahabat bapaknya, dan melihat langsung beberapa jejak jejak Gus Dur saat berada di Gtlo. Beberapa dokumentasi saat Gus Dur di Gorontalo terpampang rapi di rumah pak Prof Abas ” Jelasnya.
Djemi menambahkan dalam peringatan satu dekade Haul Gus dur di Gorontalo turut di gelar doa lintas agama untuk kedamaian Indonesia dan refleksi para tokoh tentang sosok Gus dur.
” Tadi juga kita launching Gusdurian Peduli ” Ujarnya memungkasi.(IYS)