AIDRAN Gandeng UNG Laksanakan Diseminasi Hasil Penelitian “Move It 2023”

Wakil Rektor IV bersama Dekan FIP UNG, Kadis Pendidikan Provinsi dan para peneliti advokasi AIDRAN di kegiatan Research Dissemination Move It 2023. (Foto: Ryan)

Pojok6.id (UNG) – Sebagai bentuk penyebarluasan ide, ataupun gagasan kepada khalayak, Advokasi Inklusi Disabilitas dan Riset Aksi Network () melaksanakan diseminasi riset hasil penelitian project Move It 2023, Selasa (5/3/2024), bertempat di Hotel TC Damhil UNG.

Dalam diseminasi riset atau Research Dissemination “Move It 2023” : Promotin Digital Inclusion to Enhance Acces to Quality and Accesible Education for Students with Disabilities in Estern Indonesia itu, AIDRAN turut menggandeng perguruan tinggi daerah, yakni (UNG).

Project Manager Move It 2023, Rahmatul Furqan, mengatakan bahwa Move It 2023 merupakan proyek penelitian dengan tujuan membantu pemanfaatan teknologi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Indonesia. Proyek ini merupakan proyek kerjasama dengan Digital Access Programme British Embassy Jakarta, yang didanai melalui pendanaan Pemerintah Inggris.

Read More
banner 300x250

“Kita sudah melakukan tahapan penelitian, mulai dari bulan Juli 2023, kemudian pengambilan data di lapangan bulan Oktober, dan di saat inilah kita melakukan diseminasi hasil dari teman-teman kita di lapangan untuk menyampaikan rekomendasi-rekomendasi juga pada pihak-pihak terkait,” ungkap Furqan.

Menurut Furqan, isu pendidikan inklusi adalah isu yang sangat kompleks, serta melibatkan berbagai sektor. Sehingga pada kesempatan ini, pihaknya tidak hanya mengundang pihak dari sektor Pendidikan, tetapi juga dari pihak Dinas Sosial, Dinas Kominfo, serta melibatkan perguruan tinggi seperti UNG dalam proses diseminasi, untuk melibatkan para akademisi.

“Berdasarkan hasil riset yang telah disampaikan, bahwa memang masih ada gap antara siswa dengan disabilitas dengan non disabilitas dalam mengakses pendidikan itu sendiri. Termasuk juga dalam hal pemanfaatan teknologi juga bagi siswa disabilitas, terutama saat Covid-19 kemarin. Walaupun sudah mulai pembelajaran daring tapi ternyata skill kemampuan dari penggunaan teknologi untuk proses belajar mengajar itu, masih tinggi jaraknya antara non-disabilitas dengan disabilitas,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UNG dalam hal ini diwakili Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi UNG, Dr. Harto Malik, mengapresiasi diseminasi hasil penelitian yang dilakukan AIDRAN dalam mengupayakan pendidikan dan kurikulum yang setara, bagi penyandang disabilitas di Gorontalo.

“Olehnya diskusi hari ini sangat penting, karena ini hasil riset. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan dengan cara survei, dan wawancara, kemudian mendapatkan data dan ada rekomendasinya,” ujarnya.

Ia berharap hasil riset ini tidak hanya sekadar memaparkan grafik dan data, tetapi harus ada tindak lanjut oleh pemerintah daerah maupun lembaga, serta yayasan, dengan menyelenggarakan diklat ataupun pelatihan bagi guru yang nantinya akan mengajar kepada para siswa penyandang disabilitas.

“Untuk UNG sendiri, kita sedang berupaya memenuhi kriteria pengajuan untuk pembukaan Prodi Pendidikan Khusus. Karena syarat yang diberikan oleh kelembagaan, itu minimal ada lima dosen sebagai syarat yang memang betul-betul dia berlatar belakang bidang keilmuannya tentang pendidikan berkebutuhan khusus,” tandasnya. (Adv)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60