Pojok6.id (Limboto) – Pemerintah Kabupaten Gorontalo membentuk Pusat Data dan Informasi Bencana Banjir dan Longsor, untuk memastikan langkah-langkah antisipatif dan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak banjir sejak 26 Juni 2024 lalu.
Koordinator Pusat Data dan Informasi Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Gorontalo, Safwan T. Bano, mengatakan pihaknya telah menghimpun data dan informasi berbagai sumber resmi, seperti Camat, OPD Pembina Desa, BPBD, Dinas PU, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan instansi terkait lainnya.
“Kami juga membentuk WAG Tanggap Bencana untuk menghimpun data sehingga terupdate, sekaligus sebagai sarana berkomunikasi untuk langkah-langkah penanganan banjir,” ungkap Safwan.
Dikatakannya sebanyak 5.755 Kepala Keluarga (KK), menjadi korban bencana banjir di Kabupaten Gorontalo. Rata-rata penduduk terdampak berada di bantaran Danau Limboto.
“Terbanyak di Kecamatan Tilango, sebanyak 1.677 KK atau 32,16% dari kepala keluarga di kecamatan setempat. Berikut disusul Kecamatan Limboto sebanyak 1.034 KK atau 5,98% dan Kecamatan Telaga Jaya 908 KK atau 21.22%. Rata-rata penduduk terdampak berada di sekitar Danau Limboto”, jelasnya.
Berdasarkan data sementara yang dirilis Pusat Data dan Informasi Bencana Kabupaten Gorontalo, total jumlah penduduk terdampak sebanyak 5.755 KK dengan jumlah jiwa terdampak sebanyak 19.513 jiwa.
“Terdapat sejumlah infrastruktur berupa jalan dan jembatan yang putus dan rusak. Selain itu banjir menyebabkan beberapa pelayanan umum terhenti, termasuk fasilitas kesehatan dan sekolah-sekolah untuk sementara ditutup,” pungkasnya (rls)