GORONTALO – Para mahasiswa asal Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) tengah diupayakan diberikan layanan rapid test gratis saat akan kembali ke Gorontalo.Upaya itu menjadi salah satu tujuan saat Bupati Bolsel,Iskandar Kamaru bersama rombongan bertemu Gubernur Gorontalo Rusli Habibe dan Istrinya Idah Syahidah di kediaman pribadi Gubernur, Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Rabu (08/07/2020).
Menurutnya sekitar 600 orang masyarakat Bolsel yang akan melaksanakan pendidikan di Provinsi Gorontalo.
“Kendala bagi kami diperbatasan harus memiliki dokumen rapid dan swab. Sementara batas waktu yang diberikan hanya tiga atau 14 hari. APBD kami juga sudah habis,” jelas Iskandar.
Iskandar menambahkan, saat ini Kabupaten Bolsel telah kembali menjadi zona hijau, artinya tidak ada lagi masyarakatnya yang terpapar Covid-19. Olehnya, ia berharap Gubernur Rusli membuat kebijakan yang memudahkan mahasiswa Bolsel untuk kembali ke Gorontalo melanjutkan pendidikannya.
“Bolsel saat ini satu-satunya kabupaten yang ada di Sulawesi Utara yang sudah nol posisinya. Nol yang terkonfirmasi, nol pasien dalam pengawasan dan nol orang dalam pemantauan. Sebelumnya kami pernah empat orang yang terpapar tapi sejak tiga minggu yang lalu empat orang ini dinyatakan negatif dan sembuh,” lanjut Iskandar.
Menjawab hal itu Gubernur Rusli menyatakan, kebijakan ini diambil untuk melindungi masyarakatnya dari paparan virus Corona. Rapid test sulit untuk digratiskan, sebab prioritas pemprov untuk rapid gratis baru sebatas tracking kontak pasien yang terindikasi positif corona.
Khusus untuk swab test, pihaknya mengupayakan agar kabupaten tetangga seperti Bolsel dan Bolmut bisa memeriksakan hasilnya di BPOM Gorontalo. Pemeriksaan swab gratis masih akan dikoordinasikan dengan berbagai pihak.
“Mungkin kita bisa bicarakan ya, Pak Budi yang punya link dengan kepala Balai POM, kira-kira bisa tidak hasil spesimen dari masyarakat Bolsel diperiksa disini, karena disini juga antriannya tinggi. Kalau boleh yang dekat sini Bolsel dan Bolmut kita prioritaskan tetangga dua ini. Jadi tolong Pak Budi ya kita prioritaskan untuk diperiksa di Balai POM,” pinta Rusli.
Seperti diketahui, pemprov Gorontalo membuat kebijakan yang mewajibkan para pelaku perjalanan dari luar Gorontalo untuk memiliki surat izin masuk Gorontalo. Surat izin masuk tersebut dilengkapi dengan dokumen rapid atau swab yang hasil pemeriksaannya reaktif atau negatif.(Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo