10 Daerah Jadi Percontohan Proyek CRIC, Salah Satunya Kota Gorontalo

Proyek
Kepala Bappeda Kota Gorontalo, Meidy N. SIlangen. Foto: istimewa

Kota Gorontalo terpilih sebagai satu dari sepuluh kota percontohan Proyek (Climate Resilient and Inclusive Cities/Kota Berketahanan Iklim yang Inklusif) yang didanai oleh Uni Eropa, untuk disiapkan dalam merumuskan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Kota yang dipilih, akan mendapatkan dukungan teknis dan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas berskala internasional. Kesepuluh kota tersebut diantaranya; Pangkal Pinang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Cirebon, Banjarmasin, Samarinda, Mataramg, Kupang, Ternate dan Gorontalo.

Koordinator Proyek CRIC, Putra Dwitama mengatakan bahwa ada enam kriteria yang menentukan pemilihan kota percontohan CRIC, antara lain; memiliki sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, dukungan pemimpin daerah, kota yang mewakili zona iklim dan wilayah tertentu agar proyek dapat menerapkan pendekatan berbeda sesuai dengan karakterstik lokal, pelibatan Kelompok akademisi dan riset , tidak ada tumpang tindih dengan inisiatif/proyek lain serta peluang kemitraan dengan kota lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan menjadi syarat program tersebut.

Read More

“Komitmen dari kepala daerah menjadi salah satu faktor kunci pemilihan kota percontohan. Mengingat ini proyek jangka panjang, diharapkan kota dapat berperan aktif melalui modalitas saat ini yang dimiliki dan memaksimalkan CRIC untuk perbaikan kualitas perencanaan iklim dan kebijakan, serta aksi nyata di tingkat tapak,” kata Putra.

Sementara itu, Kepala , Meidy N. Silangen mengungkapkan, wali kota yang menyatakan kesiapan terlibat aktif dalam seluruh kegiatan CRIC hingga 2024, akan difasilitasi dalam pembentukan Kelompok Kerja (Pokja).

“Banyak manfaat yang akan diperoleh melalui proyek CRIC. Pertama, adalah peningkatan kapasitas teknis bagi perangkat daerah. Setiap tahun, perwakilan kota akan mengikuti pelatihan berskala internasional. sejak bulan juli kemarin secara virtual, kita diundang sharing pada Perencanaan dan Pembangunan Kota yang Berkelanjutan” ucap Novi.

Menurutnya, keuntungan program CRIC dapat membangun akses jaringan internasional dengan membangun kemitraan dengan kota-kota lain di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Eropa.

“Kesempatan ini juga, dapat digunakan untuk mempromosikan praktik-praktik terkait tata kelola perubahan iklim dari Gorontalo ke tingkat nasional, regional hingga global,” pungkasnya. (adv/rls)

Related posts