GORONTALO – Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Butaiyo Nusa, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG), melaksanakan ekspedisi Pegunungan Boliyohuto Puncak Ile-Ile. 5 anggota Mapala yang ikut dalam ekspedisi ini memulai perjalanan pada Sabtu (1/2/2020).
Kelima anggota Mapala yang ikut dalam ekspedisi yang digagas oleh Mapala Butaiyo Nusa ini merupakan tim gabungan yang terdiri dari Dedi Lamusi (MPA Butaiyo Nusa, FIS), Rifkiyanto Hala (MPA Butaiyo Nusa, FIS), Ahmad Roni (Wanapratala), Erikyanto Supu (KPA Bumi Panua), Zulkifli Deni (MPA Scylla Serrata).
Ekspedisi Pegunungan Boliyohuto Puncak Ile-Ile ini dilepas langsung oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UNG, Sainudin Latare dan didampingi oleh Pembina MPA Butaiyo Nusa, Renol Hasan.
Pembina MPA Butaiyo Nusa, Renol Hasan saat diwawancara mengatakan, mengucapkan terima kasih kasih kepada jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Sosial yang begitu antusias mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan Ormawa yang ada di lingkup Fakultas Ilmu Sosial UNG.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang terbilang cukup menantang. Pasalnya puncak Gunung Ile-Ile merupakan atap dari Provinsi Gorontalo, yang memiliki ketinggian 2065 MDPL dan merupakan salah satu puncak tertinggi gunung yang ada di Provinsi Gorontalo,” kata Renol.
Untuk mempersiapkan ekspedisi tersebut, lanjut Renol, tim yang terdiri dari beberapa anggota pecinta alam UNG itu telah melakukan persiapan yang matang, mulai dari fisik hingga keperluan yang dibutuhkan selama ekspedisi berlangsung.
“Seperti yang di katakan oleh saudara Erikyanto Supu bahwa, perjalanan ekspedisi kali ini akan memakan cukup banyak tenaga dan fikiran. Maka solusi dari tiap peserta yang akan ikut, harus tetap berfikir positif dan menjaga kekompakan selama ekspedisi,” tutup Renol.
Tim gabungan ekspedisi Pegunungan Boliyohuto Puncak Ile-Ile akan memulai perjalanan sejak tanggal 1 Februari 2020 dan akan berakhir sesuai dengan kepulangan mereka. Kelima peserta ekspedisi berikrar “ketika panji dibentangkan, bukanlah puncak yang menjadi tujuan kami melainkan makna mendaki dan kebersamaan yang kami utamakan, Salam Lestari”. (rls/idj)