Bali – Eksisitensi Organisasi Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) terus mendorong industrialisasi komoditi kelapa indonesia. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung diverifikasi produk kelapa bernilai tambah. Isu industrialisasi ini menjadi salah satu bahan yang terus diperbincangkan disetiap pelaksanaan Rakernas Kopek, guna mensukseskan Festival kelapa internasional.
Sejak dibentuknya Organisasi Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK), sebagai penggagas utama Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, yang juga ketua umum Kopek saat ini sudah melaksanakan festival kelapa internasional dua tahun berturut-turut. Diantaranya Festival Kelapa Internasional tahun 2017 di Kabuapaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, dan tahun 2018 di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.
Tahun 2019, rencanaya pelaksanaan Festival Kelapa International kembali dihelat di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali pada bulan September mendatang. Untuk mendukung dan mensukseskan Festival Kelapa Internasional ke -3, koalisi kelapa yang beranggotakan sedikitnya 248 Kabupaten se-Indonesia ini melaksanakan rapat pemantapan, Jumat (15/02). yang dibuka oleh Ketua Umum Kopek, Nelson Pomalingo, di Aula Kantor Bupati Karangasem, Bali.
Dalam sambutanya, Ketua Umum Kopek, Nelson Pomalingo berharap kepada seluruh anggota Kopek agar terus memperkuat keorganisasian kopek, dalam rangka mewujudkan revitalisasi kelapa maupun indistrinya.
“Langkah memperkuat keorganisasian Kopek, tentunya dengan cara terus mendorong koordinasi antara kabupaten anggota KOPEK dengan pemerintah pusat, Pengusaha Industi Kelapa serta para petani kelapa,” harap Nelson.
Kedepan, Nelson Pomalingo meminta, kelapa ini tidak sekedar menjadi industri pertanian semata, namun dijadikan sebagai komiditi pariwisata serta komoditi riset dan pendidikan. Olehnya itu semua Kabupaten penghasil kelapa diharapkan dapat menyediakan berbagai jenis kelapa, untuk dipamerkan pada Festival Kelapa Internasional ke-3 Tahun 2019 di Kabupaten Karangasem.
“Secara Sosiologi Kelapa ini di butuhkan oleh semua orang, bahkan khusus di Provinsi Bali sangat dibutuhkan masyarakat dalam pelaksanaan ritual agama maupun ritual adat. Sementara di Gorontalo sendiri produktivitas kelapa terus meningkat, seiring dengan berkembangnya industri kelapa di Kabupaten Gorontalo dalam tiga tahun terakhir,” ungkap Nelson, yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI ) Provinsi Gorontalo.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyampaikan, bahwa Kabupaten Karangasem sudah siap menjadi tuan rumah pada pelaksanaan Festival Kelapa International. “Karena sejak lama pemerintah Karangasem sudah mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan terkait dengan pelaksanaan Festival tersebut,” kata Bupati Karangasem. (adv/rls)