Dari 35 orang yang memasukan syarat dukungan untuk mengikuti pencalonan anggota DPD RI dalam Pemilihan Legislatif 2019 mendatang, hanya 32 orang yang mendaftarkan diri kembali ke Kantor KPU Provinsi Gorontalo. 3 orang lainnya menyatakan batal mengikuti Pileg dengan alasan masing-masing.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya sampai dengan besok (Rabu), pukul 24.00 untuk datang ke KPU mendaftar dan melengkapi berkas serta dokumennya,” lanjutnya.
“Masih banyak tuntutan dalam obsesi saya pribadi untuk berbuat yang lebih banyak, dengan kemampuan, kapasitas, kompetensi dan apa yang menjadi mimpi saya untuk rakyat Gorontalo,” kata Weny.
Ia juga mengatakan, untuk syarat calon yang masih perlu diperbaiki diberikan kesempatan pada tanggal 21 sampai 25 Juli, bagi bakal calon yang belum memenuhi syarat calonnya.
“Saya yakin siapa saja yang ikut dalam kompetisi ini, adalah orang-orang yang baik dan mau serta rela untuk mengabdi bagi masyarakat dan daerah Gorontalo,” tutupnya.
Fadel juga menambahkan, alasan lain dirinya mendaftar sebagai calon DPD-RI karena ingin memberikan kesempatan kepada kader-kader muda Partai Golkar untuk ikut berpartisipasi dalam dunia politik.
Berkas pencalonan anggota legislatif mantan narapidana, baik itu kasus korupsi, bandar narkoba, kejahatan seksual terhadap anak, masih akan diterima Komisi Pemilihan Umum.
Komisi Pemilihan Umum Provinsi menyatakan pengumuman Daftar Pemilih Sementara untuk Pemilu 2019, akan diumumkan di masing-masing desa dan kelurahan pada tanggal 18 Juni 2018.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo menetapkan Daftar Pemilih Sementara sebanyak 130.046, hasil rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran (DPHP) melalui Rapat Pleno yang dihadiri PPK dari 9 kecamatan dan perwakilan Partai Politik (Parpol).
Rapat Pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran (DPHP) serta Penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) untuk Pemilihan Umum 2019 diwarnai aksi yang tidak terpuji oleh La Aba, yang menyerang Ketua KPU Kota Sukrin Saleh Thaib yang sementara memimpin jalannya Rapat.
