GORONTALO – Diskusi puasa dalam perspektif agama agama yang diinisiasi oleh Gusdurian Gorontalo menjadi wadah untuk saling mengenalkan perbedaan dalam umat beragama dan sikap saling toleransi. Hal itu disampaikan oleh Sabara Nuruddin dari Badan Peneliti Agama Makassar yang turut menjadi pemantik dalam diskusi tersebut.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat urgen dilakukan dimanapun sebagai dalam bagian saling kenal atau dalam islam dikenal dengan namanya saling ta’aruf. saling kenal satu sama lain” kata Sabara saat ditemui Pojok6.com usai kegiatan diskusi Kamis (09/05/2019)
Ia mengungkapkan konflik sering terjadi diakibatkan saling tidak mengenal antar perbedaan, yang memunculkan stigma, prasangka dalam keberagaman. Dan pertemuan pada kegiatan ini perlu intens dilakukan untuk menjaga keharmonisan kehidupan dalam perbedaan kepercayaan.
“Forum seperti ini membuat kita mengenal satu sama lain, saling memahami satu sama lain. Jadi dalam keragaman itu harus ada dialog dan kerjasama yang aktif” ujar Sabara.
Sabara menyebut diskusi antar umat yang diselenggarakan Gusdurian menjadi media dan dialog aktif antar komunitas yang berbeda dan kegiatan seperti ini harus didorong di Gorontalo juga di tempat-tempat lain untuk menjaga kerukunan dan juga menjaga Bhineka Tunggal Ika.
“Sehingga ini (kegiatan diskusi antar umat beragama) harus digalakkan di seluruh daerah bahkan. Tidak hanya Gorontalo saja . Untuk Menjaga bhineka tunggal ika” ia memungkasi. (KT05)