Pojok6.id (Malang) – Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Malang, Ridwan Hisjam, mendeklarasikan gerakan 234 sekaligus doa bersama, Sabtu (29/1/2022).
Ridwan Hisjam menjelaskan, bahwa Gerakan 234 memiliki arti sendiri yaitu (2) Raka’at subuh (3) raka’at mangrib (4) raka’at sholat isyak, dhuhur dan Ashar. Yang menurutnya, bahwa gerakan ini merupakan ikhtiar untuk mencari sosok pemimpin di 2024 mendatang.
“Pemimpin yang dimaksud ialah sesuai dengan ciri-ciri yang sudah terterah di dalam alquran, al-hadits maupun yang di contohkan oleh baginda Nabi Muhammad yang di antaranya (1) Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya (2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi; (3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya; (4) Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya,” kata Ridwan.
Politisi senior tersebut meyakini bahwa indonesia akan memasuki masa kejayaan seperti masa majapahit, dengan mencontohkan Turki yang memiliki sejarah Konstantinopel dengan Sultan Muhammad al-Fatih.
Namun bukan hanya turki, indonesia memiliki sejarah keemasan majapahit yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia, Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu, Manila (Saludung)), Sulawesi, Papua, dan lainnya.
Dengan adanya sejarah tersebut Ridwan Hisjam meyakini 2024 akan lahir sosok pemimpin yang mengembalikan kejayaan nusantara seperti masa majapahit, tentu hal tersebut akan hadir jika gerakan 234 tersebut di implementasikan dan yakini.
Ridwan Hisjam juga mengharapkan pada Gerakan 234 ini secara bersama sama mengikhtiarkan mendapatkan seorang pemimpin pada pemilu dan pilkada serentak pada tahun 2024 yang akan datang dengan target yang akan dicapai atau diikuti sebanyak 30% rakyat Indonesia nantinya.
Kegiatan tersebut dihadiri Mbah Mansyur atau K.H. Mansyur Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Asy-ariyah di daerah Jolotundo Mojokerto beserta santri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Kelompok Sholawat Nariyah, Pemerhati Budaya kalangan Pondok Pesantren dan Kelompok yang lainnya. (rls)