Pj Gubernur Gorontalo Harap Bele Mo’o Sehati Jadi Pelayanan Satu Kali Selesai

Peluncuran Bele Mo’o Sehati di Puskesmas Tilango, Desa Tabumela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Selasa (5/11/2024). (Foto : Kominfo Rian)

Pojok6.id (Gorontalo) atau rumah pemulihan gizi, yang merupakan strategi penanganan tengkes (stunting) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, diharapkan dapat menjadi pelayanan satu kali selesai atau one stop service.

Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, saat meluncurkan Bele Mo’o Sehati di Puskesmas Tilango, Desa Tabumela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Selasa (5/11/2024).

Disampaikan Rudy, adanya Bele Mo’o Sehati di Desa Tabumela dapat dibarengi dengan program makan bergizi gratis. Sehingga upaya dalam menciptakan generasi sehat dan berkualitas dapat dilakukan dengan cepat.

Read More

“Kita lihat anak-anak yang ada di sebelah kanan saya ini mungkin umurnya 4-5 tahun. Generasi emas pada tahun 2045 mendatang, berarti umur mereka berada pada umur angkatan kerja atau 25 tahun. Kalau kita tidak bina dari sekarang, mereka akan jauh tertinggal, nanti di provinsi lain lebih maju kita Provinsi Gorontalo akan tertinggal,” kata Rudy.

Ia juga menilai, perlu adanya kerja sama untuk menciptakan generasi emas yang akan datang. Jika tidak dibina dan diintervensi dari sekarang, maka Gorontalo tidak bisa menciptakan SDM yang berkualitas dan akan tertinggal dari daerah-daerah lain.

“Olehnya kita juga akan berupaya bersama pemerintah provinsi, untuk terus mendorong intervensi ini,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa mengatakan Bele Mo’o Sehati sebelumnya telah dilaksanakan di Kota Gorontalo dan Bone Bolango. Selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Boalemo, Pohuwato, dan Gorontalo Utara.

“Prevalensi stunting di desa Tabumela ini 27 persen jadi terima kasih kepada teman teman di puskemas, yang sudah melakukan pengukuran dengan baik di tempat lain biasa yang mereka dapatkan cuma 5 6 persen disini mereka dapatkan 27 persen dan itu menandakan bahwa teman teman di lapangan di puskesmas sudah bisa melakukan pengukuran dengan baik,” tandasnya.

Diketahui untuk di Kabupaten Gorontalo sendiri, strategi ini akan menyasar anak-anak balita sebanyak 76 sasaran sesuai data yang ada dan pada pelaksanaannya akan didukung oleh lintas program, lintas sektor terkait hingga swasta. Harapannya, strategi ini tidak hanya akan dilakukan oleh pemerintah provinsi, namun dapat dicontoh oleh pemerintah kabupaten juga. (Adv)

Related posts