Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkab Buteng Luncurkan Plakat

Ketgam : Pj. Bupati Buteng, Konstantinus Bukide saat panen kangkung di Kecamatan Mawasangka

Pojok6.id () – Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah (Pemda Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara terus memperkuat ketahanan pangan daerah dengan melakukan Langkah-langkah dan program strategis salah satunya yaitu Program Pemanfaatan Lahan Pekarangan Terpadu (PLAKAT).

Program PLAKAT tersebut telah berjalan disetiap Kecamatan dimana target utamanya adalah beberapa desa binaan. Dalam desa binaan itu ditanami jenis sayur-sayuran, di antaranya, kangkung, terong, cabai, tomat, sawi, daun bawang, daun sup dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Program PLAKAT ini sangat signifikan untuk terus konsisten dalam jangka waktu yang lama karena program itu diakomodir oleh Dana Desa sebesar 20 persen. Untuk itu Masyarakat desa diminta untuk bisa berkreasi dan berinovasi baik dalam memilih jenis tanaman maupun sistem penanamannya.

Read More

Pj Bupati Buteng H. Kostantinus Bukide, SH. M.Si, optimis PLAKAT ini akan memperkuat ketahanan pangan Kabupaten Buteng bila krisis pangan terjadi secara global. Ia menuturkan, program PLAKAT ini diluncurkan pihaknya karena kondisi alam Kabupaten Buteng merupakan batu bertanah, sehingga sangat tepat bila dikembangkan media tanam polybag. Selain itu, pola konsumtif masyarakat Kabupaten Buteng sangat tinggi. Kebutuhan pangannya berharap dan bergantung dari daerah lain.

“Risikonya, bila harga pangan daerah lain naik, maka akan berimbas pada kenaikan Sembako di Kabupaten Buteng. Risiko ini yang harus kita pangkas dengan program PLAKAT,” Katanya kepada awak media, Senin (04/11/2024).

Lanjut, Konstan berharap agar program PLAKAT dapat dijalankan dengan serius oleh pemerintah dan masyarakat desa dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

“Mungkin kedepannya kita akan adakan lomba PLAKAT terbaik antar kecamatan atau antar desa, supaya ada semangat dan motivasi dalam menjalankan program PLAKAT ini,” timpalnya.

Menurut mantan Sekda Buteng tersebut, program ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sebelumnya belum tepat sasaran untuk memperkuat ketahanan pangan. Dimana Desa lebih dominan membuat program pengadaan bibit sapi atau bagang.

“Saya bilang tidak akan tepat sasaran dengan ketahanan pangan. Coba kita belikan bibit kangkung. Kangkung setiap 21 hari sudah bisa panen,” ungkapnya
“Jadi ada peningkatan. Dari daerah konsumtif, kita bisa menjadi daerah produsen kangkung. Itu baru satu komoditi saja, bagaimana kalau dengan berbagai komoditi tanaman pangan lainnya,” terang Kostan.

Konstan memberikan contoh kasus seperti di pesantren Al-Amin Kecamatan Mawasangka. Di pesantren itu ada program produksi Saraba dan membutuhkan jahe merah puluhan ton per bulan yang didatangkan dari luar. Ia kemudian menyampaikan kepada Camat Mawasangka Tengah agar masyarakat di sekitar pondok pesantren melalui program PLAKAT bertanam jahe merah. Dengan begitu, ada kolaborasi antara pondok pesantren yang memproduksi Saraba dan masyarakat desa sekitar yang menghasilkan jahe merah

“Pemerintah desa setempat dengan anggaran ketahanan pangan 20 persen dari dana desa, membeli bibit jahe merah kemudian dibagikan kepada masyarakat untuk menanamnya melalui program PLAKAT. Kalau ini dijalankan dengan maksimal, maka kedepannya kita juga akan menjadi produsen jahe merah. Ini yang menjadi obsesi kita,” paparnya.

Menurut Konstantinus, PLAKAT ini sangat berpotensi menjadikan Buton Tengah menjadi daerah produsen tanaman pangan dengan syarat antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan Masyarakat memiliki komitmen yang tinggi.

“Sebagai pemerintah daerah, pihaknya sudah ada Dinas Pertanian. Ada Penyuluh Pertanian yang bertugas mengawal dan memberikan edukasi kepada masyarakat bagaiman cara menanam yang baik,’ Pungkasnya

Related posts