GORONTALO – Pemberian air susu ibu (ASI) secara langsung atau eksklusif kepada anak memiliki pengaruh terhadap pencegahan stunting pada anak.
Menurut Kepala Seksi Gizi, Kesehatan Keluarga, Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi Gorontalo Syafiin Saridin Napu, salah satu yang menjadi kasus penyumbang stunting di Gorontalo itu diakibatkan oleh ibu bayi yang tak memberikan ASI secara ekklusif.
“Kitas sudah turun melihat di desa-desa yang ditetapkan sebagai lokus stunting. Dari hasil pengamatan kami ada beberapa hal yang menjadi penyebab di Provinsi Gorontalo, misalnya pemberian asi eksklusif itu tidak eksklusif diberikan,” katanya saat ditemui di kantor Dikes Provinsi, Selasa (05/11/2019).
Syafiin menjelaskan pemberian susu eksklusif kepada bayi dilakukan pada anak umur 0 sampai 6 bulan,
“ASI yang diberikan tidak sampai 6 bulan, ada yang baru dua minggu sudah diberikan makan. Yang semestinya diberikan makan itu setelah 6 bulan keatas.” Urainya.
Syafiin juga mengatakan ibu memberi makanan kepada bayi dibawah umur 6 bulan tidak hanya disebabkan ketidaktahuan ibu terhadap pemberian ASI khusus namun juga disebabkan desakan keluarga.
“Seringkali bayi menangis dikira lapar, padahal mungkin dikarenakan popoknya yang basah. Jadi biasanya, hal Itu bayi sudah lapar jadi diberi makan saja,” katanya.
Ia mencontohkan beberapa makanan yang seharusnya tidak diberikan oleh ibu kepada bayi.
“bio merupakan sagu yang disangrai kemudian dilarutkan dengan air panas, kemudian bubur sada, selain itu juga ada yang diberikan makanan pabrikan,” ujarnya.(IYS)