Optimisme Nelayan Benur Tulungagung Ditengah Pandemi Covid-19

Optimisme
Sumani, salah satu nelayan benur yang ada di Pantai Gerangan, Tulungagung. Foto:Pojok6.id/Kaligis

TULUNGAGUNG – Selain dikenal sebagai kota marmer, pantai selatan Tulungagung juga kaya akan hasil lautnya. Seperti di pantai Gerangan yang ada di Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, menangkap atau benih adalah mata pencaharian para .

Hal tersebut disampaikan oleh Sumani, salah satu nelayan yang berdomisili di Dusun Wonokoyo, Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. Ia membenarkan penduduk di Pantai Gerangan mayoritas menangkap Benur.

“Benur atau Benih Lobster ini merupakan hasil laut, tapi itu ada musimnya. Masa panen benur itu datangnya menjelang musim hujan, yaitu sekitar bulan Agustus, September, dan Oktober. Itu bisa menghasilkan 4000 sampai 5000 Benur,” kata Sumani.

Read More

Harga Benur sendiri beragam, kata Sumani menambahkan. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Dijual per benih sesuai jenisnya.

“Untuk benur jenis pasir, saat ini harganya 9.000 rupiah per benih, sedangkan yang jenis mutiara harganya lebih mahal, bisa mencapai 28.000 per benih,” ungkap Sumani.

Pria yang juga sebagai Ketua Kelompok Mina Lumintu ini menambahkan, selama ini Pemerintah kabupaten (Pemkab) Tulungagung melalui Dinas Perikanan sudah memfasilitasi Surat Keterangan Asal Benih (SKAB) lobster.

“Semoga dinas terkait membangun akses jalan menuju pantai Gerangan yang saat ini kondisi sangat memprihatinkan, terlebih saat ini musim hujan. Sehingga memudahkan para Nelayan untuk menjual hasil Benur tersebut dengan mudah,” tandasnya. (fer)

Related posts