Surabaya – Munculnya klaim atau pengakuan sepihak mengenai kemenangan dalam Pilpres 2019 memunculkan keprihatinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Menyikapi klaim-klaim yang muncul, masyarakat diminta agar tidak mudah percaya dan terprovokasi untuk melakukan tindakan di luar konstitusi. Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengajak masyarakat bersabar menunggu pengumuman hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kita imbau kepada seluruh masyarakat, mau yang klaim kelompok satu, mau yang klaim kelompok dua, jangan percaya dengan klaim-klaiman. Sekali lagi percayakan kepada KPU yang nanti akan mengumumkan hasil Pemilu berdasarkan seluruh suara TPS yang ada, delapan ratus ribu TPS lebih,” ujar KH Marzuki.
KH Marzuki Mustamar juga menyoroti pihak-pihak di partai politik yang tidak konsisten dalam mengeluarkan pernyataan sikap, terkait penyelenggaraan Pemilu 2019. PWNU Jawa Timur menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati apa pun hasil pilihan rakyat yang dilaksanakan oleh KPU, yang menentukan siapa saja pemenang dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan Presiden.
“Ada kelompok tertentu yang mungkin Pilpresnya menang, tapi partainya jeblok gak mencapai ET (electoral threshold). Kalau mereka tidak mau kalah, mereka juga akan gak mau mengakui KPU. Kami gak mengakui KPU, Bawaslu, bagaimana partaiku jeblok, tapi saat dia dukungan presidennya menang, oh kami akui. Ini kan jadi mencla-mencle. Nah terus sebaliknya ada kekuatan tertentu yang pilihan presidennya kalah tapi partainya naik, oh KPU bagus pekerjaannya, buktinya apa partaiku naik. Ini kan jadi orang yang gak konsisten dalam bersikap,” papar KH Marzuki.
Dalam rangka menyukseskan Pemilu 2019, PWNU Jawa Timur juga telah mengeluarkan instruksi mengenai Lailatul Itjima’ Tahajud dan Istoghosah, yang mengajak semua warga NU untuk berdoa dan ikut mengawal jalannya Pemilu di tempat tinggal masing-masing.
Menurut Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Mochammad Hamzah, Lailatul Itjima merupakan doa bersama untuk kebaikan dan keberhasilan jalannya Pemilu sebagai hajatan nasional.
“Lailatul Ijtima untuk berdoa untuk kemaslahatan, untuk ketertiban dan jalannya pelaksanaan Pemilu 2019 ini berjalan lancar, sukses dan tidak ada hambatan, dan mudah-mudahan dari hasil Pemilu itu didapatkan pemimpin yang betul-betul amanah yang bisa menjalankan sesuai kehendak rakyat,” ujar Hamzah.
Menurut Hamzah, Lailatul Itjima selalu dilaksanakan di masjid-masjid milik NU, sebagai budaya warga NU dalam menghadapi sesuatu hal penting. Secara khusus, instruksi mengenai Lailatul Itjima (LI) ini memang diperuntukkan bagi kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan Pemilu di Indonesia.
“Jadi sebagian besar masjid-masjid yang milik NU itu, insya Allah banyak yang sudah menjalankan, itu budaya yang bukan karena ada Pemilu, bukan. Itu memang sering dilakukan, cuma ini khusus karena ada hajatan nasional, LI-lah yang menjadi media untuk berdoa, secara bersama-sama NU mendoakan agar jalannya pelaksanaan Pemilu itu berjalan sesuai harapan,” jelas Hamzah.
Sementara itu, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agus Ali Masyhuri mengajak seluruh warga masyarakat untuk tidak menanggapi segala sesuatu dengan emosi, terutama menanggapi berbagai informasi di media sosial. Masyarakat diajak untuk cerdas dalam memilih berita, dan menyaring terlebih dahulu semua informasi yang diperoleh sebelum disebarkan.
“Sepanjang sejarah keberadaan manusia, emosi tidak pernah menyelesaikan masalah. Jadi kita harus dewasa di dalam bersikap, dewasa di dalam bertindak, dewasa di dalam berpikir. Memang di dunia ini tidak ada yang saling tidak mempengaruhi. Apa yang kita dengar, apa yang kit abaca, apa yang kita lihat pasti mempengaruhi pikiran kita. Oleh sebab itu, saya menghimbau kepada seluruh anak bangsa, seluruh warga negara, khususnya masyarakat Jawa Timur hendaknya cerdas menangkap berita, cerdas memilih dan menyaring berita,” ujar KH Masyhuri. [*]
Sumber Berita dan Foto: VoA Indonesia