Mundurnya Anggota FKH Akibat Kebijakan Tidak Pro Lingkungan Pemkot Gorontalo ?

Walikota Gorontalo Marten Taha saat memberikan sambutan di festival hijau yang juga dirangkaikan dengan memperingati hari tata ruang nasional yang diselenggarakan oleh Pemkot Gorontalo dan FKH di Taman Kota Gorontalo, Sabtu (23/11/2019).(Foto : Ihyas)

GORONTALO – Para anggota Forum Komunitas Hijau () akhirnya menyatakan diri mundur dan tidak lagi bersedia membantu pemerintah kota dalam melakukan pekerjaan dibidang . Keputusan itu didasari kekecewaan para anggota FKH menyusul masih terjadinya penebangan pohon yang dilakukan oleh dinas terkait.

Pernyataan pengunduran diri itu disampaikan oleh ketua FKH, Rahman Dako saat pelaksanaan Festival Hijau dalam rangka memperingati Hari Tata Ruang Nasional, di Taman Kota, Sabtu (23/11/2019).

Menurut Rahman kehadiran FKH sebenarnya untuk membantu dalam bidang lingkungan. Namun FKH kerap berbenturan dengan pejabat pemerintahan terkait kebijakan yang tidak pro lingkungan.

Read More

“Alangkah baiknya kita tidak lagi bekerja dalam konteks SK Walikota, menurut kami begitu. Saya berpikir misalnya tidak usah lagi ada SK Walikota, supaya jelas-jelas kita, ada sebagian OPD yang menjadi musuh kita berseberangan dengan kita dan tidak mendukung,” kata Rahman.

Rahman menegaskan jika FKH seolah olah dianggap sebagai musuh oleh pemerintah atau OPD yang seharusnya menjadi mitra kerja di bidang lingkungan maka kerjasama itupun tidak perlu dilanjutkan.

“Untuk apa kami mendukung program pemerintah kalau diantara orang-orang banyak yang menganggap seolah-olah kami ini musuh. Kemarin kami bersepakat, kami akan mencoba format yang baru dari gerakan ini,” kata Rahman.

Merespon hal itu, Walikota Gorontalo, Marten Taha secara tersirat menolak pengunduran diri para anggota FKH. Menurutnya keputusan FKH merupakan sebuah masukan kepada pemerintah sebagai bahan introspeksi diri untuk berbenah dan berharap forum itu tetap menjadi mitra sejati dalam rangka memelihara lingkungan di Kota Gorontalo.

“Jadi saya tidak setuju apa yang dikatakan Pak Aga (Rahman Dako) ‘kalau begitu saya kasih putus kemitraan dengan kota’ itu sama dengan memutus saya punya nyawa kalau Pak Aga kasih putus ini kemitraan,” kata Marten Taha.

Baginya selama ini FKH sangat berjasa dalam membantu pemerintah kota dalam menjaga kondisi lingkungan di Kota Gorontalo dan berharap agar kemitraan itu tetap terjalin.

 “Karena kami sudah dibantu, diberikan masukan, kami dibimbing seperti ini kondisinya, apalagi kalau sudah tidak,” kata Marten Taha.

Sebelumnya, FKH kerap menyuarakan protes dan kekecewaan terhadap penebangan pohon yang terjadi di kota Gorontalo. Terakhir, penebangan sebuah pohon manggga di jalan Madura menjadi puncak kekecewaan para anggota FKH.

“Kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Setiap kali melakukan pelebaran jalan seperti ini selalu menebang pohon,” kata Sri Sutarni Arifin, anggota FKH yang hadir saat diskusi bersama Dinas PUPR Kota Gorontalo untuk membahas keberadaan pohon mangga yang berada dijalan Madura, Jumat (17/10/2019). Selain FKH dan Dinas PUPR, dalam diskusi itu hadir Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan pihak kontraktor yang mengerjakan pelebaran jalan. (IYS)

 

Related posts