Milad Ke-21 Tahun, Japesda Ajak Generasi Milenial Melek Isu Lingkungan

Japesda

Pojok6.id (Gorontalo) – Selain diperingati sebagai Hidup, tanggal 5 Juni juga menjadi hari lahir dan terbentuknya lembaga Jaring Advokasi Pengelolaan Sumberdaya Alam (Japesda). Dalam rangka memperingati keduanya, membuat serangkaian kegiatan yang dimulai dengan webinar bertema “Millenial, Restorasi Ekosistem Mangrove dan Masa Depan Lingkungan Kita”.

Di era society 5.0, generasi milenial oleh beragam platform media sosial yang, menurut beberapa kalangan, hanya membuat meraka menjadi anti sosial, autis dan lain sebagainya. Padahal, generasi millenial sendiri merujuk pada definisi generasi yang melek teknologi informasi berbasis internet. Mereka justru bisa punya andil besar dengan memanfaatkan pengetahuan tentang teknologi informasi ini, termasuk untuk menyelamatkan masa depan lingkungan.

Seperti yang dilakukan Greta Thunberg, remaja asal Swedia punya kesadaran atas kondisi lingkungan yang kian buruk. Tahun 2018–waktu itu Ia masih berumur 15 tahun—Greta memutuskan melakukan demonstrasi di depan Parlemen Swedia. Ia menuntut para politisi dunia untuk melakukan lebih banyak hal untuk lingkungan. Melalui media sosial Twitter, gerakan yang dilakukan Greta kemudian viral dan memantik remaja-remaja lain di berbagai negara melakukan hal yang sama, hingga saat ini.

Read More

Ada banyak contoh gerakan-gerakan pro lingkungan yang dilakukan generasi millenial. Yang terkini, misalnya, ketika para pecinta musik korea (K-Pop) membuat platform Kpop4Planet untuk mendorong generasi muda lebih peduli pada pemanasan global yang menjadi masalah terbesar dunia hari ini.

“Kami adalah generasi yang paling terpengaruh oleh keputusan para pemimpin dunia,” kata penggagas Kpop4Planet, seperti dilansir forestdigest.com. “Berjuang mewujudkan keadilan iklim berarti memperjuangkan masa depan kita.”

Webinar dimulai pukul 10:00 WITA, dimulai dengan pemutaran video 21 Tahun Perjalanan Japesda dan video yang menampilkan puluhan ucapan serata harapan dari mitra-mitra Japesda. Mulai dari nelayan, masyarakat dan pemerintah desa, pemerintah kabupaten hingga provinsi, lembaga non pemerintah lokal hingga internasional, media dan lain sebagainya.

Hari lingkungan hidup tahun ini mengangkat tema restorasi ekosistem.

Japesda mempersempitnya menjadi restorasi ekosistem mangrove, mengingat di Gorontalo sendiri hutan mangrove makin berkurang dari tahun ke tahun. Salah satu pembicara dalam webinar tersebut, Ragil Satriyo Gumilang dari Weitlands Internasional Indonesia mengingatkan tentang rehabilitasi mangrove selain restorasi itu sendiri.

“Restorasi mangrove di beberapa tempat telah mengembalikan mangrove dan fungsi-fungsinya, tetapi melalui proses yang tidak instan!” katanya.

Sementara itu, Amanda Katili yang mewakili The Climate Reality Leader Indonesia menegaskan bahwa saat ini kita sedang mengalami berbagai macam krisis, utamanya krisis iklim yang tidak hanya berdampak di Indonesia. Ia menuturkan, restorasi ekosistem bisa dimulai dengan cara-cara sederhana. Misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Restorasi ekosistem dan konservasi mencegah punahnya 60% biodiversitas,” ungkapnya.
Direktur Japesda, selaku pembicara awal, memaparkan tentang kerja-kerja Japesda selama 21 tahun ini. Sebagai generasi milenial, Nurain mengajak generasi milenial untuk terlibat langsung dalam penyelamatan lingkungan.

“Menyelamatkan lingkungan harus dengan Gerakan bukan Perkataan. Ayo generasi milenial bergerak bersama untuk menyelamatkan masa depan lingkungan kita,” ajak Ain.

Selain webinar, besok, Minggu (6 Juni 2021), Japesda mengajak mitra-mitra dari berbagai lembaga dan komunitas-komunitas generasi milenial untuk membersihkan sampah plastik di lokasi Wisata Hiu Paus, Pantai Botubarabani, Kabupaten Bonebolango. (Rls)

Related posts