GORONTALO – Setiap tahun tradisi ketupat Jawa Tondano (Jaton) di Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo selalu menyita perhatian. Desa yang sering disebut kampung jawa itu sering menjadi tujuan orang Gorontalo bahkan warga dari luar daerah untuk menikmati sajian khas tradisi Jawa Tondano.
Selain kemeriahan perayaan tradisi, ternyata ketupat memiliki makna khusus bagi warga Jaton.
Ketupat atau nasi yang di kukus dan dibungkus dengan Janur (daun kelapa muda) memiliki 5 bentuk yang ada dalam diri manusia dan memiliki makna dalam setiap bentuknya. Lima bentuk itu antaranya jantung, bawang, sinto, panggang, dan luar.
“Kalau yang ditinggalkan oleh kakek (nenek moyang Jawa Tondano) jenis-jenis ketupat itu ada 5 jenis nama.Jika ditinjau secara mendalam ketupat itu memiliki makna yang ada dalam diri hamba islam maupun tidak” jelas Hi. Rusdin Mohamad Rifai yang juga sebagai pemangku adat Jaton.
Rusdin menjelaskan bahwa dalam 5 bentuk dan jenis ketupat, secara syariat memiliki makna tersendiri dan secara hakekat memiliki makna yang mendalam dalam setiap bentuknya.
“Salah satu contoh yang boleh saya buka, karena ketupat itu ada didalam diri khususnya umat islam. Satu jantung, jantung sudah jelas ada dalam diri manusia, tidak ada manusia yang hidup di muka bumi tanpa jantung” katanya.
Dari 5 jenis ketupat yang memiliki maknanya masing-masing, Rusdin hanya membuka dua jenis ketupat dalam pemaknaannya yakni ketupat jantung dan sinto. Sinto dimaknai sebagai huruf hijaiyah “Syin” dan “Tho”.
“Syin” diartikan sebagai orang yang soleh, Sedangkan “Tho” dimaknai sebagai orang yang taat beribadah.
“Sinto itu disingkat dari pada dua huruf Syin dan Tho. dikatakan oleh kakek printis yang saya terima, Syin ini adalah orang yang soleh, Tho itu orang yang taat ibadah. Jadi kalau kita naikan jenjangnya keatas sinto itu adalah orang yang soleh dan taat ibadah” ungkapnya.
Sayangnya, Rusdin enggan menjelaskan tiga makna lain dalam bentuk ketupat.
“Mohon maaf yang lainnya (tiga jenis bentuk ketupat) belum bisa saya buka” pungkasnya. (KT05)